Wapres JK: Yang Bisa Memajukan Bangsa Ini Hanya Manufaktur

Pertumbuhan di sektor industri pengolahan ini masih menjadi tulang punggung bagi perekonomian dalam negeri.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Feb 2019, 12:46 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2019, 12:46 WIB
20170419-Wapres JK
Wapres Jusuf Kalla (JK). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) megatakan bahwa salah satu cara untuk mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan mendorong industri manufaktur. Pertumbuhan di sektor industri pengolahan ini masih menjadi tulang punggung bagi perekonomian dalam negeri.

"Yang bisa memajukan bangsa ini hanya manufaktur. Ekonomi riil itu masih menjadi bagian. Tanapa riil kita akan jadi konsumen dari luar," ujar dia saat menjadi pembicara di CNBC Economic Outlook 2019, di Jakarta, Kamis (28/2/2019).

JK mengatakan, selama ini kontribusi dari beberapa komoditas maupun seluruh sektor unggulan pemerintah tidak menunjukan hal positif. Ini dapat dilihat dari target pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah sebesar 7 persen dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) lalu tidak tercapai.

"Itu semua tidak punya efek apa-apa. Kita tumbuh, menengah, tidak tumbuh tinggi 7 persen seperti yang kita harapan. Tapi 5.17 persen. Harapan kita akan lebih baik," jelas dia.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, menyebut industri pengolahan masih menjadi penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional 2018.

Bahkan, sektor industri tersebut masih di atas angin dari beberapa sektor lain seperti nonmigas dan migas. "Dibandingkan sektor-sektor yang lain industri pengolahan adalah tertinggi yakni 19,89 persen," kata Airlangga.

Dia mengatakan, apabila menginginkan pertumbuhan ekonomi yang cukup besar, maka sektor industri lain harus diperbaiki dan digalakkan kembali. Sehingga, kontribusi PDB secara nasional ke depan akan jauh lebih tinggi.

"Di sini menunjukan bahwa dibandingkan sektor sektor yang lain, sektor industri pengolahan paling tinggi. Kalau kita ingin memperbaiki pertumbuhan ekonomi maka yang jadi prioritas yang diperbaiki faktor pengalihannya besar adalah sektor industri pengolahan atau sektor industri manufaktur," jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Sri Mulyani Ungkap Dampak Industri 4.0 di hadapan Pengusaha

Sri Mulyani
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan dampak dari perkembangan teknologi revolusi industri 4.0 di hadapan para pengusaha. Dikatakan jika perkembangan bisnis revolusi industri saatini cukup terasa.

Otomatisasi dalam big data maupun adanya artificial intelligence atau kecerdasan buatan memberikan suatu opsi baru dari para pelaku bisnis.

Ini dia ungkapkan saat menjadi pembicara dalam acara Kadin Enterpreneurship Forum 2019 di Jakarta.

"Ini suatu opsi yang dulu dianggap tidak relevan, sekarang menjadi real di depan mata kita," kata Sri Mulyani dalam sambutannya, Rabu (27/2/2019).

Dengan kondisi ini, secara otomatis pelaku bisnis dihadapkan dengan situasi yang sulit. Apakah harus berubah atau tetap mengikuti kondisi yang sama seperti sebelumnya.

"Itu semua dihadapkan dengan adanya opsi teknologi yang memungkinkan model bisnis mereka berubah dan konsumen yang attach atau gunakan teknologi, sehingga cara melakukan konsumsi juga berubah. dengan demikian, teknologi mengubah cara hidup," jelas dia.

Bendahara negara ini menambahkan, kondisi tersebut juga membawa perubahan besar terhadap masyarakat.

"Baik dari bisnis ataupun kehidupan sehari-hari, dalam sosial dan berkeluarga, sekarang jadi lebih mudah. Tapi ada downside risk yang kita tahu. Misal quality relationship mereka yang lambat mengenali teknologi, tidak melihat bahwa banyak aspek diubah dengan teknologi," pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya