Presiden Jokowi Panen Jagung di Gorontalo

Panen jagung di Gorontalo, Presiden Jokowi bangga produksi meningkat pesat dan bisa ekspor.

oleh Cahyu diperbarui 01 Mar 2019, 13:35 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2019, 13:35 WIB
Presiden Jokowi
Panen jagung di Gorontalo, Presiden Jokowi bangga produksi meningkat pesat dan bisa ekspor. (foto: dok. Kementan)

Liputan6.com, Gorontalo Petani Gorontalo patut berbangga karena panen jagung hasil kerja keras periode tanam Oktober - Maret kali ini dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo. Dalam kesempatan tersebut, Presiden yang akrab disapa Jokowi itu menekankan pentingnya meningkatkan produktivitas jagung sekaligus menjaga stabilitas harga untuk petani.

"Sebelumnya produksi jagung petani Gorontalo hanya 650 ribu ton, sekarang sudah bisa ditargetkan 1,7 juta ton. Peningkatan yang banyak sekali. Ke depan, produksi jagung per hektare yang sekarang 8 sampai 9 ton, diharapkan bisa mencapai 10 ton per hektare," ujarnya, di hadapan empat ribu petani jagung Gorontalo, pada Jumat (1/3/2019).

Berlokasi di Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Jokowi disambut hamparan jagung siap panen seluas 1.392 hektare di perbukitan. Pemilihan lokasi ini mewakili semangat petani jagung di Gorontalo yang mampu menghasilkan 1,5 juta ton dan mengekspor 113 ribu ton pada 2018.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga melakukan dialog dengan petani beberapa petani dan menyampaikan komitmennya untuk terus meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani jagung. Bahkan, Jokowi sudah akan memulai pembangunan bendungan Bulango Ulu senilai Rp 2,3 triliyun untuk menjaga pasokan air bagi petani di Gorontalo.

Selain itu, ia mengaku bangga karena produksi petani jagung nasional kini mampu menekan impor dari 3,2 juta ton pada 2014, bahkan sudah bisa ekspor sebanyak 380 ribu ton tahun lalu.

"Sudah menjadi hukum ekonomi jika produksi petani melimpah, harga akan turun. Karena itu, untuk menstabilkan harga kita dorong ekspor," ucap Jokowi.

Data Kementerian Pertanian (Kementan), menunjukkan bahwa produksi jagung nasional menunjukkan peningkatan pesat setiap tahun dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Misalnya, pada 2015 produksi jagung nasional hanya 19,61 juta ton lalu meningkat menjadi 23,58 juta ton tahun berikutnya. Selanjutnya, naik menjadi 28,92 juta ton pada 2017 dan tembus 30 juta ton pada 2018.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan dalam keterangan persnya bahwa target produksi nasional pada tahun ini mencapai 33 juta ton dan ekspor diharapkan sebesar 500 ribu ton.

"Target sebesar itu akan maksimalkan di lumbung jagung nasional seperti Jawa Timut, NTB, Lampung, Sumatera Selatan, termasuk Gorontalo. Selain ditarget akan produksi 1,7 juta ton, tahun ini Gorontalo juga didorong untuk ekspor sebesar 150 ribu ton," kata dia.

Amran melanjutkan, program yang selama ini sudah dijalankan akan tetap dimaksimalkan, seperti intensifikasi lahan dengan benih unggul gratis agar produktivitas lebih baik, ekstensifikasi lahan atau perluasan lahan termasuk sistem tumpangsari, dan modernisasi pertanian dengan memanfaatkan alat mesin pertanian (alsintan).

Hal senada juga disampaikan oleh Gubernur Gorontalo, Rusli Habibi, dalam sambutannya. Menurutnya, petani jagung masih semangat untuk melanjutkan program pemerintah untuk terus memproduksi terutama karena benih, pupuk, dan alsintan bisa tersedia tepat waktu, tepat volume, dan tepat sasaran. Rusli pun mengapresiasi Kementan yang sudah memprioritaskan program jagung di Gorontalo, mulai dari regulasi kemudahan penyediaan benih hingga penyediaan alsintan.

 

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya