Indonesia Impor Susu, Mentega Hingga Telur pada Februari 2019

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Februari 2019 ditempati oleh Tiongkok, Jepang dan Thailand.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mar 2019, 10:45 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2019, 10:45 WIB
Capaian Ekspor - Impor 2018 Masih Tergolong Sehat
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Kenaikan impor dari 14,46 miliar dolar AS pada Maret 2018 menjadi 16,09 miliar dolar AS (month-to-month). (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia Februari 2019 mencapai USD 12,20 miliar atau turun 18,61 persen dibanding Januari 2019. Demikian juga bila dibandingkan Februari 2018 turun 13,98 persen. 
 
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, Impor nonmigas Februari 2019 mencapai USD 10,65 miliar atau turun 20,14 persen. Sementara itu, impor migas pada Februari 2019 mencapai USD 1,55 miliar atau turun 6,28 persen dibanding Januari 2019.
 
"Penurunan impor nonmigas terbesar adalah golongan mesin dan peralatan Iistrik. Sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan gula dan kembang gula sebesar USD 100,9 juta," ujar Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Jumat (15/3/2019). 
 
Pada sektor non migas, BPS juga mencatat kenaikan impor pada kapal Iaut dan bangunan terapung sebesar USD 35,3 juta. Kemudian, susu, mentega, telur dengan nilai impor USD 27,1 juta. Lalu ada juga impor binatang hidup sebesar USD 26,7 juta, serta golongan bijuh, kerak, dan abu logam USD 26,4 juta.
 
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Februari 2019 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai USD 7,20 miliar (30,03 persen), Jepang USD 2,64 miliar (11,03 persen), dan Thailand USD 1,54 miliar (6,43 persen). Impor nonmigas dari ASEAN 18,79 persen, sementara dari Uni Eropa 8,57 persen. 
 
Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal selama Januari-Februari 2019 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing 18,77 persen, 7,60 persen, dan 2,32 persen.
 
Reporter: Anggun P Situmorang
 
Sumber: Merdeka.com
 

Ekspor RI Merosot 10 Persen pada Februari, Ini Penyebabnya

Kinerja Ekspor dan Impor RI
Aktivitas bongkar muat barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor dan impor Indonesia mengalami susut signifikan di Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Februari turun sebesar 10,03 persen dibandingkan Januari 2019. Nilai ekspor Indonesia pada Februari tercatat sebesar USD 12,53 miliar. 

"Nilai ekspor Februari 2019 total USD 12,53 Miliar. Dibanding Januari turun 10,03 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Jumat (15/3/2019).

Suhariyanto menjelaskan, nilai ekspor hasil minyak dan gas turun pada Februari yaitu sebesar USD 1,09 miliar. Hal yang sama juga terjadi pada produk nonmigas. Nonmigas tercatat sebesar USD 11,44 miliar. 

"Pergerakan ekspor dari bulan ke bulan yang 2019 patternnya bulan Februari selalu menurun dibanding Januari. Itu karena jumlah hari Februari selalu lebih pendek dibanding bulan sebelumnya," kata dia.

Ekspor Indonesia menurut sektor, migas merosot sebesar 11,85 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara dari non migas, pertanian turun sebesar 17,40 persen dibanding bulan sebelumnya. 

"Pengolahan turun 7,71 persen. Month to month yang menyebabkan turun yaitu minyak kelapa sawit, kimia dasar, pakaian jadi, tekstil dan sepatu. Pertambangan dibanding Januari turun 18,76 persen. Komositasnya batu bara, biji tembaga dan liknit besi,"  ujar dia.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya