Liputan6.com, Jakarta Proses Pemilihan Presiden (pilpres) yang berlangsung pada Rabu (16/4/2019) ini, tak akan memberikan pengaruh besar terhadap dunia pasar modal.
"Kalau dilihat dari penyelenggaraan sebelumnya, pergerakan di pasar modal tidak terpengaruh dengan adanya ini (pilpres)," ujar Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (14/6/2019).
Pengamatan ini didapatkan setelah berkaca dari tiga edisi pilpres sebelumnya, yakni pada 2004, 2009 dan 2014.
Advertisement
Pada saat itu, gejolak politik tak banyak mencampuri kegiatan ekonomi di pasar emiten nasional.
"Adanya pemilihan ini tidak sampai membuat sektor pasar modal turun jatuh atau sampai menguat banget. Jadi tidak saling berkaitan" jelas dia.
Justru, lanjutnya, kondisi ekonomi lah yang lebih memiliki dampak kepada sektor pasar modal dibanding proses pemilihan capres dan cawapres baru.
Dia mencontohkan saat krisis ekonomi yang menimpa sejumlah negara seperti Amerika Serikat pada 2008. Kemudian krisis moneter tahun 1998, yang dinilai lebih berdampak.
"Jadi bisa dikatakan, kondisi ekonomi lebih punya dampak terhadap kegiatan di pasar modal daripada urusan politik seperti pilpres," dia menambahkan.
Menko Luhut: Pilpres Damai Jadi Sinyal ke Internasional bahwa Indonesia Aman
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan baru saja menunaikan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia dengan ikut mencoblos pada pemilu 2019 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 005 di Jalan Denpasar II, Kuningan Timur, Jakarta Selatan.
Dia bersyukur, proses pencoblosan hari ini bisa berjalan aman dan lancar. "Semua sih alhamdulillah baik-baik ya. Saya kira kita dewasa berdemokrasi. Tidak ada pikiran kecurangan," ungkap dia, Rabu (17/4/2019).
Kelancaran penyelenggaraan pesta demokrasi ini disebutnya akan menunjukkan kepada dunia internasional bahwa orang Indonesia memiliki budaya tertib. Tak lupa, ia pun berpesan kepada generasi muda bangsa untuk terus menjaga kelancaran proses pemilihan ini.
Baca Juga
"Biarlah kalian terutama yang muda-muda untuk ke depan ini, supaya memilih pemimpin itu dengan damai, dengan nuraninya," imbuh dia.
Sebab, ia menyatakan, kecurangan dalam proses pilpres itu tiada gunanya. "Kita harus berpikir positif, oh ini untuk kepentingan nasional. Lalu juga jangan ribut lah," ucapnya.
"Tapi sampai pagi tadi, subuh, semua tertib, tidak ada yang aneh-aneh. Itu yang kita harapin," dia menambahkan.
Merujuk pada kondisi tersebut, Luhut pun menganggap antusiasme warga dalam melaksanakan pesta demokrasi pada tahun ini terkesan lebih meriah dibanding Pemilu pada edisi sebelumnya.
"Saya dengar tadi semua antre di mana-mana. Unbelieveble, hampir sulit dibayangkan bahwa yang hadir seperti ini. Yang saya ingat tahun 2014, di sini tidak seramai seperti sekarang ini," pungkas dia.
* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini
Advertisement
Pertamina Perkirakan Konsumsi BBM dan Elpiji Stabil saat Pilpres 2019
PT Pertamina (Persero) memprediksi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) stabil Pemilihan umum (Pemilu) 2019. Meski begitu, Pertamina tetap menyiapkan pasokan dan juga menjaga kelancaran distribusi.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, momen Pemilu 2019 tidak banyak mempengaruhi kenaikan konsumsi BBM sebab hanya terjadi pada satu hari.
"Kalau pemilu stabil-stabil stabil ya. Kalaupun naik enggak banyak. Kan cuma sebentar," kata Fajriyah, saat berbincang Dengan Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (17/4/2019).
Menurut Fajriyah, Pertamina akan menyesuaikan stok BBM dan Elpiji, dengan realisasi konsumsi. "Stok kami sesuaikan dengan prediksi peningkatan konsumsi," ujarnya.
Baca Juga
Pertamina Marketing Operation Region III wilayah Jawa Bagian Barat pun telah memastikan kesiapan pasokan BBM dan Elpiji di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten aman. Konsumsi BBM diperkirakan tidak mengalami lonjakan berarti, sedangkan konsumsi Elpiji meningkat rata-rata sekitar 4,3 persen.
Unit Manager Communication Relations & CSR Pertamina MOR III Dewi Sri Utami menjelaskan, realisasi rata-rata harian BBM di wilayah MOR III DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat untuk jenis gasoline atau Premium, Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo diperkirakan mencapai 27,3 ribu kilo liter (KL).
Sementara itu, estimasi realisasi rata-rata harian gasoil atau Solar, Dexlite dan Pertamina Dex sebesar 10,1 ribu KL.
Dewi menambahkan, konsumsi gasoline menunjukkan kenaikan sekitar 2 persen dari Maret ke April 2019. Sedangkan pada periode yang sama, konsumsi gasoil mengalami kenaikan sebesar 3 persen.
“Kenaikan realisasi terjadi pada semua produk BBM. Hal ini disebabkan banyaknya hari libur dan aktivitas jelang Pemilu sejak Maret lalu,” jelasnya.