Menperin Beberkan Peluang Industri Fesyen Indonesia

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengajak para pelaku industri fesyen muslim untuk terus mendorong kinerja dan merambah pasar.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mei 2019, 14:32 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2019, 14:32 WIB
(Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)
Menperin Airlangga Hartarto (Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto mengajak para pelaku industri fesyen muslim untuk terus mendorong kinerja dan merambah pasar.

Dia menuturkan, peluang industri fesyen muslim untuk berkembang sangat besar. Perkembangan jumlah umat muslim dunia menjadi salah satu pemicu utama yang mendorong pertumbuhan industri fesyen muslim.

Pada 2018, jumlah populasi umat muslim mencapai 24 persen dari total penduduk muslim dunia. 

"The State Global Islamic Ecomony melaporkan konsumsi fesyen muslim dunia mencapai USD 270 miliar,  terus meningkat dengan laju pertumbuhan 5 persen dan pada tahun 2023 diproyeksikan akan mencapai USD 361 miliar," kata dia di Pembukaan Muslim Fashion Festival (Muffest) 2019, di JCC, Jakarta, Rabu (1/5/2019).

Sementara konsumsi fesyen muslim Indonesia senilai USD 20 miliar dengan laju pertumbuhan 18,2 persen per tahun. Hal ini menunjukkan peluang pasar fesyen muslim global maupun domestik sangat besar dan harus diisi oleh industri fesyen muslim tanah air. 

"Satu hal yang membanggakan bagi kita bersama adalah peningkatan prestasi Indonesia di dunia internasional yang sangat signifikan," ungkapnya.

Sesuai data dari The State of Global Islamic Economy Report 2018/2019 Indonesia merupakan runner up negara yang mengembangkan fesyen muslim terbaik di dunia setelah Uni Emirat Arab.

Hal ini menunjukkan selangkah lagi Indonesia dapat berada pada urutan pertama dan menjadi salah satu pusat fesyen muslim dunia. 

Ia menuturkan, pangsa pasar fesyen muslim terbesar adalah negara-negara OKI yaitu mencapai USD 191 miliar, sementara Indonesia baru mengisi USD 357,6 juta. 

"Hal ini menunjukkan bahwa kita mempunyai potensi untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara OKI," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

RI Berpeluang Besar Jadi Kiblat Fesyen Muslim Dunia

Lia Afif di IFW 2019
Sejumlah model membawakan koleksi bertajuk "Rancakaroros Resitala" berjalan bersama desainer Lia Afif pada ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2019 di Jakarta Convention Center, Kamis (28/3). Seluruh koleksi Lia Afif menggunakan kain batik dari Kutai Timur. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimis Indonesia akan menjadi kiblat fesyen Muslim dunia pada 2020. Selain didukung kekuatan pasar sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia, Indonesia juga memiliki berbagai jenis industri Fesyen yang berdaya saing global.

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, pihaknya tengah fokus untuk mewujudkan Indonesia menjadi kiblat fesyen Muslim dunia, melalui berbagai program strategis yang siap dilaksanakan pada 2019.

Dia menjelaskan, strategi pengembangan industri fesyen Muslim di 2019 antara lain, pendampingan dan sertifikasi SKKNI bagi penjahit busana Muslim di Jawa Barat dan Jawa Tengah sebanyak 150 IKM.

Kemudian bimbingan teknis dan bantuan alat menjahit bagi WUB Busana Muslim, peningkatan kapasitas (capacity building) bagi IKM yang di Jawa Barat dan Jawa Tengah sebanyak 50 IKM, ikut serta dalam kompetisi Modest Fashion Project (MOFP).

Kemudian, menggelar program Link and Match desainer dengan industri fesyen Muslim, Link and Match industri tekstil dengan industri fesyen Muslim dan desainer. Hal lain memfasilitasi pameran dalam negeri dan luar negeri, ikut serta dalam International Muslim Fashion Festival, serta implementasi Revolusi Industri 4.0 bagi industri fesyen Muslim.

“Kami akan membentuk dan menginkubasi ekosistem bisnis fesyen Muslim. Kami akan membuatplatform berbasis augmented reality dan artificial intelligence," ujar dia di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Jumat, 14 Desember 2018.

Menurut Gati, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi kiblat fesyen Muslim. Saat ini, peluang pasar domestik untuk fesyen Muslim mencapai USD 20 miliar. Indonesia juga baru menguasai 1,9 persen pasar fesyen dunia dengan nilai ekspor USD 13,29 miliar dan termasuk 5 besar negara OKI eksportir fesyen Muslim.

"Hal ini menunjukkan bahwa peluang pasar fesyen Muslim global maupun domestik sangat besar dan yang harus diisi oleh industri fesyen Muslim tanah air, sehingga dapat meningkatkan kontribusi sektor fesyen Muslim bagi PDB nasional," ujar dia.

 

Terus Tumbuh

Parade Busana Muslim Meriahkan Pembukaan Muffest 2018
Model berjalan mengenakan busana muslim saat pembukaan Muffest 2018, Jakarta, Kamis (19/4). Selain fashion show, Muffest menyajikan pameran 200 merek fashion muslim yang berlangsung mulai 19 April hingga 22 April 2018. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Gati mengatakan, saat ini industri fesyen Muslim di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan pertumbuhan rata-rata konsumsi fesyen Indonesia 18,2 persen per tahun.

"Satu hal yang membanggakan bagi kita bersama adalah peningkatan prestasi Indonesia di dunia internasional yang sangat signifikan. The State of Global Islamic Economy Report 2017/2018 mencatat Indonesia sebagai runer up negara yang mengembangkan Fesyen Muslim terbaik setelah Uni Emirat Arab. Padahal pada laporan tahun sebelumnya, Indonesia tidak termasuk dalam 10 besar. Hal ini menunjukkan bahwa selangkah lagi Indonesia dapat berada pada urutan pertama dan menjadi kiblat fesyen muslim dunia," jelas dia.

Gati juga mengungkapkan, market size fesyen muslim terbesar adalah negara-negara OKI yaitu mencapai USD 191 miliar. Seementara Indonesia baru mengisi USD 366 juta.

"Hal ini menunjukkan bahwa kita harus bekerja keras untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara OKI sehingga paling tidak kita mampu menguasai 30 persennya," tandas dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya