Liputan6.com, Jakarta Harga beberapa komoditas sayuran pada 1 Ramadan 1440 H terpantau mengalami kenaikan. Seperti yang terjadi di Pasar Kwitang Dalam, Jakarta Pusat, dimana harga cabai dan wortel mengalami kenaikan.
Salah seorang pedagang sayur di Pasar Kwitang Dalam Satria (23) mengungkapkan, harga cabai merah keriting naik Rp 15 ribu per kg dan cabai rawit hijau naik Rp 10 ribu per kg. Kenaikan ini sudah terjadi sejak 3 hari ini.
"Cabai merah keriting naik, standarnya Rp 25 ribu per kg, sekarang Rp 40 ribu per kg. Rawit hijau juga naik Rp 35 ribu per kg, biasanya Rp 25 ribu per kg," tutur dia kepada Liputan6.com, Senin (6/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Di sisi lain, jenis cabai lainnya seperti cabai rawit merah harganya tidak berubah, yakni Rp 35 ribu per kg.
Kenaikan harga juga turut dialami wortel, yang sejak kemarin malam harga jualnya menyentuh Rp 15 ribu per kg. "Wortel naik, yang paling bagus dijual Rp 14-15 ribu. Standarnya Rp 8 ribu. Baru semalem (naiknya)," ucap Satria.
Â
Saksikan video terkait di bawah ini
Harga Tomat Juga Naik
Komoditas lain yang mengalami kenaikan yaitu tomat buah, yang meningkat Rp 14-15 ribu per kg dari harga biasanya Rp 10 ribu per kg. Sementara untuk kentang, harga jualnya masih tak bergeming di Rp 12 ribu per kg.
Sama seperti Satria, seorang pedagang sayur lain di pasar serupa, Eniquana (31), coba melaporkan kenaikan harga produk cabai semisal cabai merah keriting. "Merah keriting Rp 40 ribu (per kg). Naiknya dari Rp 25 ribu (per kg) langsung ke Rp 40 ribu," paparnya.
Di sisi lain, produk cabai rawit merah yang dijual Eniquana secara harga juga melonjak, dari Rp 30 ribu per kg menjadi Rp 40 ribu per kg. Ketetapan harga justru dialami cabai rawit hijau, yang ditawarkan Rp 30 ribu per kg.
Begitu pula dengan kentang, yang dibanderol standar Rp 14 ribu per kg. Namun untuk produk sayuran seperti wortel dan tomat buah, ia belum bisa mengelak dari tuntutan kenaikan harga jual.
"Wortel Rp 15 ribu per kg. Standarnya Rp 10 ribu. Baru hari ini sama kemarin. Tomat juga naik, dari Rp 18 ribu per kg jadi Rp 20 ribu per kg. Kalau ini udah cukup lama naiknya," ujar Eniquana.
Advertisement
Harga Cabai Rawit di Gorontalo Naik Rp 100 Ribu Bikin Galau
Jelang Ramadan harga kebutuhan bahan pokok mulai naiksedcara drastis, salah satunya cabai rawit. Saat ini di Provinsi Gorontalo harga cabai rawit menembus harga Rp. 100 ribu per kilogram.Â
Pembeli pun hanya bisa mengelus dada karena harus berpikir dua kali untuk membeli cabai. Hal itu dikarenakan harga cabai yang naik lima kali lipat sejak pagi yang sebelumnya hanya Rp 20 ribu menjadi Rp 100 ribu per kilogramnya.
"Mau beli jadi enggak yakin. Tapi kan kalau makan tidak pakai sambal rasanya kurang pas gitu apalagi ini kebutuhan untuk makan sahur", kata Maya, seorang ibu rumah tangga saat berbicang dengan Liputan6.com, Jumat (05/5/2019).
Sementara itu, Masri, seorang pedagang cabai mengatakan bahwa penyebab kenaikan harga cabai itu adalah karena stok di pasaran yang sangat sedikit dari petani. Padahal, permintaan cabai jelang ramadan sangat tinggi.Â
"Jadi harga ini bukan disengaja, tapi memang cabainya yang kurang. Sedangkan permintaan sangat tinggi, jadi cabai mahal," ungkapnya.
Meski begitu, sepekan jelang bulan ramadan, harga-harga kebutuhan bahan pokok lainnya seperti sayuran di Pasar Gorontalo bisa terbilang cukup stabil. Kasman (50) salah satu pedagang di pasar tradisional tersebut merasa tidak ada masalah karena pendapatannya sehari-hari tidak terganggu.
"Malah naik. Sedikit sih naiknya," ungkapnya.
Kasaman menambahkan, cabai masih tetap dibeli meski awalnya para pembeli bengong mendengar kenaikan harga. Cabai yang berkisar antara Rp 80 ribu hingga Rp 90 ribu, kini dibanderol Rp 100 ribu per kg. Hal ini dikarenakan panen cabai yang buruk sejak musim hujan sehingga harga dinaikkan.
Tetapi harga cabai kriting justru masih sama yaitu Rp 30 rb per kilogram, begitupun harga cabai hijau yaitu Rp. 50 ribu per kilogram.
"Yang dicari itu pedasnya. Kalau yang itu (cabai kriting dan hijau) jarang dibeli karena enggak (pedas), jadi harganya tetap, orang Gorontalo kan suka pedas", jelas Kasman.