Gandeng LinkAja, Jasa Marga Terapkan Transaksi Tol Tanpa Henti

Pada tahap awal, implementasi sistem ini diterapkan di gerbang tol milik Jasa Marga di wilayah Jabotabek.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 01 Jul 2019, 16:45 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2019, 16:45 WIB
Gerbang Tol Cengkareng
Gerbang Tol Cengkareng terapkan transaksi tol tanpa henti (Liputan6.com/Maulandy Rizki Bayu)

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO) resmi menggandeng PT Fintek Karya Nusantara, atau yang lebih dikenal dengan LinkAja untuk mendukung sistem penerapan transaksi nir sentuh atau Single Lane Free Flow (SLFF) di jalan tol.

Direktur Utama PT JMTO Septerianto Sanaf yang akrab dipanggil Aan mengatakan, pembayaran tarif tol nantinya akan berbasis Radio-Frequency Identification (RFID) yang diinisiasi perseroan bersama tim konsorsium, yang diberi nama FLO.

Sedangkan untuk peran LinkAja, ia menambahkan, yakni sebagai sumber dana untuk pembelian Voucher Elektronik (VE) yang dapat digunakan untuk pembayaran tarif tol melalui aplikasi FLO.

"Saat ini kami sedang melakukan uji coba terbatas. Nantinya, untuk pengguna LinkAja yang sudah melakukan pembelian VE FLO melalui platform LinkAja maka dapat melewati atau mengakses gerbang tol khusus di Jalan Tol Jasa Marga dengan menggunakan aplikasi FLO yang kami kembangkan. Aplikasi ini terkoneksi langsung dengan RFID dalam bentuk sticker di kendaraan," jelasnya, Senin (1/7/2019).

Aan juga menjelaskan, pada tahap awal implementasi FLO di gerbang tol milik Jasa Marga difokuskan pada wilayah Jabotabek. Sebelumnya, tahap uji coba telah dilakukan di Jalan Tol Sedyatmo dan Jalan Tol Bali Mandara secara terbatas dengan menggandeng Bus DAMRI.

Hingga akhir Juni 2019, ia menargetkan sebanyak 20 gerbang tol di wilayah Jabotabek sudah dapat melayani transaksi SLFF dengan menggunakan aplikasi FLO yang berbasis RFID. Antara lain, di Jalan Tol Jagorawi, Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jalan Tol Jakarta-Tangerang-Cengkareng, Jalan Tol Sedyatmo, dan Jakarta Outer Ring Road (JORR).

"Tahapan ini masih dalam bentuk uji coba terbatas dengan BUMN lainnya seperti DAMRI dan Garuda Indonesia. Kami harap dapat segera dikomersilkan kepada pengguna jalan, terlebih kami telah mentargetkan 200 gardu khusus FLO dapat beroperasi di akhir tahun ini," pungkas Aan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Konstruksi Tol Layang Jakarta-Cikampek II Ditargetkan Kelar September 2019

Tol Cikampek Macet Parah di Puncak Arus Mudik
Antrean kendaraan melintasi ruas Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Rabu (13/6). Pada H-2 Lebaran, kepadatan di ruas tol Jakarta-Cikampek disebabkan karena penyempitan jalur, lantaran ada proyek pembangunan LRT dan Tol Elevated. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui kelompok usaha PT Jasamarga Jalan layang Cikampek (JCC) menargetkan penyelesaian konstruksi Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II atau Japek II Elevated pada akhir September 2019.

Hingga akhir Juni 2019, proses pengerjaan tol sepanjang 36,40 km ini telah mencapai sekitar 86 persen.

"Jadi, pekerjaan fisiknya telah mencapai 86 persen dan ditargetkan selesai konstruksinya pada akhir September 2019, untuk selanjutnya dilakukan uji layak fungsi dan laik operasi," ujar Direktur Utama PT JJC Djoko Dwijono di Jakarta, Jumat (28/6/2019).

Berada tepat di sebagian ruas Tol Jakarta-Cikampek eksisting, proyek Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Elevated) membentang dari ruas Cikunir hingga Karawang Barat. Nantinya, jalan tol ini berfungsi untuk mengurangi kepadatan panjang yang berada di sepanjang Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek merupakan jalur alternatif bagi pengguna jalan tol yang akan menuju ke Cikampek maupun Bandung.

Ruas tol ini juga dapat menunjang distribusi arus barang dan jasa, baik yang menuju maupun keluar Jakarta dari Jawa Barat dan berlanjut dari atau ke Jawa Tengah hingga Jawa Timur.

Djoko meneruskan, pekerjaan konstruksi Jalan Tol Japek II Elevated masih menyisakan 139 steel box girder yang belum terpasang dari total 2.585 steel box girder yang dibutuhkan dalam proyek ini.

Proses Kerja

Tol Cikampek Macet Parah di Puncak Arus Mudik
Antrean kendaraan melintasi ruas Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Rabu (13/6). Pada H-2 Lebaran, kepadatan di ruas tol Jakarta-Cikampek disebabkan karena penyempitan jalur, lantaran ada proyek pembangunan LRT dan Tol Elevated. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pelaksanaan pemasangan steel box girder, berlangsung tiap hari saat window time, yakni pukul 22.00-05.00 WIB.

Selain itu, pihaknya juga senantiasa berkoordinasi dengan berbagai pihak pelaksana proyek lain yang berada di sekitar Jalan Tol Jakarta-Cikampek, seperti LRT Jakarta-Bekasi Timur, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan Jalan Tol Cibitung-Cilincing.

Menurutnya, koordinasi ini diperlukan agar pelaksanaan pembangunan proyek-proyek di sekitar Jalan Tol Jakarta-Cikampek tidak saling bersinggungan.

"Kendala yang dihadapi sementara ini adalah mengatur sequence pekerjaan dengan kondisi lalu lintas yang sangat padat di dalam window time. Solusinya adalah merencanakan pekerjaan dengan sangat detil dan baik karena ada beberapa pekerjaan proyek proyek yang bersamaan, serta tentunya dengan menerapkan metode kerja yang lebih ramah terhadap kondisi lalu lintas," tuturnya.

Tol Layang Cikampek Ditargetkan Selesai September 2019

Libur Panjang, Dua Arus Tol Jakarta - Cikampek Macet
Suasana arus lalu lintas yang terlihat padat di dua arah Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Sabtu (25/3). Kemacetan arah tol Cikampek- Jakarta disebabkan imbas penyempitan jalan lantaran adanya proyek pembangunan LRT. (Liputan6.com/Gempur M. Surya)

PT Jasamarga Jalan layang Cikampek (JJC), kelompok usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk terus berupaya menyelesaikan jalan tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) sepanjang 36,40 Km. Targetnya, pekerjaan konstruksi akan selesai pada akhir September 2019.

Hingga akhir Juni 2019, pekerjaan konstruksi jalan tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) atau jalan tol layang Jakarta-Cikampek telah mencapai 86 persen.

“Jadi, pekerjaan fisiknya telah mencapai 86 persen dan ditargetkan selesai konstruksinya pada akhir September 2019 untuk selanjutnya dilakukan uji layak fungsi dan layak operasi,” ujar Direktur Utama PT JJC Djoko Dwijono.

Djoko menambahkan, pekerjaan konstruksi jalan tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) masih menyisakan 139 steel box girder yang belum terpasang dari 2.585 steel box girder.

Pelaksanaan pemasangan steel box girder berlangsung setiap hari saat window time, yakni pukul 22.00-05.00 WIB. Selain itu, JJC mengaku pihaknya selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak pelaksana proyek-proyek lain yang berada di sekitar jalan tol Jakarta-Cikampek, seperti LRT Jakarta-Bekasi Timur, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan Jalan Tol Cibitung-Cilincing.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya