Top 3: Anak Usaha Duniatex Gagal Bayar Utang

Berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Kamis (25/7/2019):

oleh Septian Deny diperbarui 25 Jul 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2019, 08:00 WIB
20160830- Industri Tekstil Nasional-Tangerang- Angga Yuniar
Kementerian Perindustrian optimistis kinerja industri tekstil dan produk tekstil nasional akan gemilang seiring pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini yang berpotensi terus membaik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kabar kurang menggembirakan kembali datang dari dunia usaha dalam negeri. Anak usaha perusahaan tekstil ternama Duniatex Group, Delta Dunia Sandang Tekstil, dikabarkan gagal bayar bunga dan pokok surat utang. Tak tanggung-tanggung, nilainya diperkirakan mencapai  USD 11 juta alias Rp 154 miliar (estimasi kurs Rp 14.015 per dolar AS).

Selain itu, Duniatex Group diperkirakan memiliki pinjaman yang jauh lebih besar dari anak usahanya, menurut laporan J.P Morgan.

Disebutkan juga kalau eksposur kredit Bank Mandiri terhadap Duniatex Group menurun, dari yang awalnya Rp 3,4 triliun pada Desember 2018 menjadi Rp 2,2 triliun.

Artikel mengenai kabar gagal bayar utang yang dialami oleh anak usaha Duniatex ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.

Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Kamis (25/7/2019):

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Anak Usaha Duniatex Gagal Bayar Utang, 10 Bank kreditur Terdampak

Investasi Teksil Meningkat Saat Ekonomi Lesu
Pekerja memotong pola di pabrik Garmen,Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Industri tekstil di dalam negeri terus menggeliat. Hal ini ditandai aliran investasi yang mencapai Rp 4 triliun (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Anak usaha perusahaan tekstil ternama Duniatex Group, Delta Dunia Sandang Tekstil, dikabarkan gagal bayar bunga dan pokok surat utang sebesar USD 11 juta alias Rp 154 miliar (estimasi kurs 14.015).

Dilaporkan, ada 10 bank kreditur yang telah menyalurkan kredit senilai Rp 5,25 triliun dan USD 362 juta sepanjang 2018 kepada anak perusahaan Duniatex Group ini.

Dikutip dari Bloomberg, Rabu (24/7/2019), lembaga pemeringkat S&P menurunkan peringkat utang Delta Dunia Sandang Tekstil sebanyak 6 level hingga menyentuh skor CCC-, skor yang dapat dikatakan "junk" alias sampah.

 Tidak hanya S&P, Fitch Ratings juga menurunkan peringkat utang perusahaan menjadi B- pada Kamis lalu.

Dalam catatan J.P Morgan, ada tiga bank plat merah yang turut menjadi kreditur anak perusahaan, salah satunya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang menjadi bank terbesar dalam penyaluran kredit kedua setelah Bank Exim di 2018. 

 

Baca artikel selengkapnya di sini

2. Catat! Jangan Gunakan Kartu Kredit untuk 7 Hal ini Biar Tak Rugi

Gesek Mesin Kartu Kredit
Ilustrasi Foto Gesek Kartu Kredit (iStockphoto)

Bagi pemegang kartu kredit, transaksi yang sangat mudah memang memberikan kenyamanan tersendiri. Apalagi tawaran diskon dari kartu kredit dipercaya ampuh dapat mengurangi pengeluaran.

Tapi dengan syarat, penggunaannya harus secara bijak. Jika tidak, keberadaan kartu kredit hanya akan menjadi masalah bagi kondisi finansial. Kemungkinan untuk terlilit utang pun sangatlah besar.

Agar kartu kredit tak justru merugikan, sebaiknya jangan gunakan kartu kredit untuk tujuh hal berikut ini, seperti dikutip dari Cermati.com.

 

Baca artikel selengkapnya di sini

3. HP Lemot? Jangan Langsung Beli Baru, Mungkin Ini Penyebabnya

ponsel
Photo by freestocks.org from Pexels

HP andriod menjadi salah satu produk yang paling populer di muka bumi ini. Jumlah penggunanya banyak sekali, bahkan hampir semua orang dewasa memiliki benda ini.

Berbagai merek HP android bisa ditemukan dengan mudah di pasaran, mulai yang murah hingga yang paling mahal dan dihargai puluhan juta rupiah. Kinerja HP ini tentu akan sangat tergantung pada berbagai fitur yang tersemat di dalamnya.

Semakin canggih sebuah HP android, maka akan semakin baik juga kinerjanya. Namun, bagaimana jika ternyata kinerja HP yang tadinya cepat berubah menjadi lambat (lemot)? 

 

Baca artikel selengkapnya di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya