Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Selasa ini. Dolar AS bertahan di area positif seiring meredanya kekhawatiran pasar terhadap resesi ekonomi AS.
Mengutip Bloomberg, Selasa (20/8/2019), rupiah dibuka di angka 14.240 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.238 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus tertekan ke level 14.272 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.240 per dolar AS hingga 14.272 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 0,82 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.262 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.203 per dolar AS.
Pergerakan nilai tukar rupiah pada Selasa ini melemah. Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan dolar AS bertahan di area positif seiring meredanya kekhawatiran pasar terhadap resesi ekonomi Amerika Serikat.
"Imbal hasil obligasi AS yang cenderung meningkat menandakan kekhawatiran pasar akan resesi ekonomi AS mereda," katanya dikutip dari Antara.
Baca Juga
Di sisi lain, lanjut dia, pemerintah AS yang sepakat untuk memperpanjang penangguhan sementara hukuman perusahaan telekomunikasi Huawei turut mempengaruhi pergerakan dolar AS.
"Situasi itu membuat tensi kekhawatiran mengenai politik dan ekonomi antara AS-China di pasar keuangan mereda, dolar AS kembali diminati," katanya.
Sementara dari internal, lanjut Ariston, sentimen positifnya relatif masih minim, pelaku pasar sedang menanti kebijakan dari Rapat Dewan Gubenur (RDG) Bank Indonesia yang sedianya akan dilaksanakan pada 21-22 Agustus 2019.
Di sisi lain, ia mengharapkan, upaya pemerintah untuk terus mengembangkan sektor manufaktur dalam rangka mendorong ekonomi Indonesia tumbuh lebih tinggi dan berkelanjutan dapat menahan tekanan rupiah lebih dalam.
"Perkembangan manufaktur nasional masih menjadi perhatian pasar, karena sektor itu dinilai memainkan peran penting untuk meningkatkan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pemerintah Prediksi Rupiah Melemah ke 14.400 per Dolar AS di 2020
Sebelumnya, pemerintah memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan melemah pada tahun depan. Hal tersebut terjadi karena adanya gejolak ekonomi dunia.
Dalam pidato Nota Keuangan di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa target ekonomi masih akan tinggi, tetapi untuk nilai tukar rupiah akan melemah.
Ia menyebut target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 adalah 5,3 persen. Sumber pertumbuhan ekonomi tahun depan ditekankan pada sektor konsumsi.
BACA JUGA
"Pertumbuhan ekonomi akan berada pada tingkat 5,3 persen dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya. Inflasi akan tetap dijaga rendah pada tingkat 3,1 persen untuk mendukung daya beli masyarakat," ujar dia.
Jokowi menyebut nilai tukar rupiah akan melemah menuju 14.400 per dolar AS. Ia menyebut hal itu diakibatkan kondisi ekonomi global yang volatile alias penuh ketidakpastian.
Meski sedang ada disrupsi dagang, Jokowi yakin Indonesia akan tetap menjadi primadona investasi. Pasalnya, Indonesia memiliki telah mendapatkan citra positif dan iklim investasi akan terus dijaga.
"Pemerintah yakin investasi terus mengalir ke dalam negeri, karena persepsi positif atas Indonesia dan perbaikan iklim investasi," ujar Jokowi.
Advertisement