Jajal Motor Listrik Gesits, Ini Kata Menko Luhut

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menjajal motor listrik buatan dalam negeri, Gesits.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Agu 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2019, 11:00 WIB
Konvoi Motor Listrik
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersiap mengikuti konvoi kendaraan bermotor listrik melintasi kawasan MH Thamrin, Jakarta, Sabtu (31/8/2019). Konvoi bertema Kendaraan Listrik Sebagai Solusi Pengurangan Polusi Udara dan Penggunaan BBM Jenis Kendaraan Listrik (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjajal motor listrik buatan dalam negeri, Gesits.

Pantauan Merdeka.com, setelah menjajal Gesist ketiganya tampak tersenyum dan menampilkan wajah sumringah. Tiga anak buah Joko Widodo ini mengaku puas dengan performa Gesist.

 

"Gesits tadi saya coba. Paten," kata dia, saat ditemui, di Monas, Jakarta, Sabtu (31/8).

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mencoba motor listrik Gesits

Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini pun mengaku bunyi mesin Gesits amat halus. Dia bahkan bergurau, saking halusnya bunyi Gesits, dia hanya mendengar suara dua rekannya di kabinet.

"Saya dengar suaranya Pak Budi sama Pak Airlangga," ungkapnya.

Luhut menggunakan kesempatan tersebut untuk mempromosikan produk kendaraan buatan dalam negeri. "Pokoknya kita pakai sebanyak mungkin produk dalam negeri kalau boleh,"

Meskipun demikian, dia menegaskan pemerintah tentu memberikan kesempatan kepada investor yang membangun pabrik di Indonesia untuk mengimpor kendaraan listrik dalam kurun waktu tertentu.

"Tapi orang dia mau impor selama dia pembangunan pabriknya, kita berikan. kita juga realistis lah. Nggak mungkin orang mau lakukan kalau nggak ada market-nya dia," tandasnya.  

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Promosikan Kendaraan Listrik Lokal

Konvoi Motor Listrik
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan melakukan konvoi kendaraan bermotor listrik (KBL) melintasi kawasan MH Thamrin menuju Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (31/8/2019). (merdeka.com/Imam Buhori)

 

Sementara Budi Karya, tidak berkomentar banyak meskipun juga tampak puas. Dia hanya memberikan komentar pendek yang menunjukkan bahwa dirinya puas akan performa Gesist.

"Enjoy sekali," ujar Budi singkat.

Pernyataan itu pun ditanggapi dengan ungkapan serupa dari Airlangga. "Saya juga cuma dengar suara Pak Menko dan Pak Budi. Ban ketemu aspal ada lah bunyinya," ujar Airlangga.

Meskipun kemudian, Airlangga mengatakan bahwa bunyi kendaraan juga penting. Jadi tidak boleh terlalu halus. Setting bunyi Gesits, kata dia, akan dilakukan seiring dengan tahap perkembangan motor listrik buatan anak negeri tersebut.

"Nanti saja kita bertahap," ujar dia.

 

Mobil Listrik Bakal Gantikan Kendaraan Berbahan Bakar B20

Mobil Listrik GIIAS 2019
Mobil listrik Renault Twizy dipamerkan dalam GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (19/7/2019). Mobil dengan panjang 2.338 mm dan lebar 1.381 mm ini menggunakan baterai lithium-ion 6,1 kWh yang mampu dikendarai sejauh 100 km. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Haryadin Mahardika menilai keberadaan mobil listrik akan menggantikan mobil-mobil yang masih menggunakan bensin, solar dan biodiesel B20. Hal ini seiring dengan pengembangan mobil listrik di Indonesia setelah regulasi berupa Peraturan Presiden (Perpres) telah ditandatangani Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Harusnya iya tergantikan, menurut saya semua jenis mobil yang masih menggunakan bahan bakar fosil atau baurannya, seperti bensin, solar, biodiesel B20 dan B30, memang itulah yang seharusnya digantikan oleh mobil listrik mengingat emisinya yang kurang baik. Kecuali kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas," ujar Haryadin Mahardika dikutip dari Antara di Jakarta, Senin (12/8/2019). 

Selain itu dia juga menambahkan, mungkin sudah waktunya untuk memulai konversi mobil-mobil yang menggunakan bahan bakar bensin dan solar ini ke gas dengan menggunakan konverter.

Dengan menggunakan konverter, maka mobil-mobil konvensional atau biasa tersebut akan menjadi mobil yang menggunakan bahan bakar ganda yakni bisa mengonsumsi bensin atau solar dan gas. Upaya konversi mobil-mobil berbahan bakar bensin atau solar tersebut ke gas sebenarnya perlu didorong oleh pemerintah.

Sebelumnya, Pemerintah berupaya mempercepat pengembangan produksi mobil listrik di dalam negeri, sesuai pernyataan Presiden Joko Widodo yang telah menandatangani Perpres terkait hal tersebut, dengan harapan para pelaku industri otomotif di Indonesia merancang dan membangun pengembangan mobil listrik.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyebut program B20 akan tetap berjalan kendati perpres mobil listrik disahkan.

Menurut Jonan, pembangkit listrik tanah air akan memanfaatkan B20 sebagai bahan bakarnya.

Menteri ESDM itu menambahkan bahwa kedua program akan tetap berjalan, mengingat program B20 dan kendaraan listrik merupakan upaya pemerintah menekan impor BBM dan menyelamatkan devisa negara.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya