Angkasa Pura II Salurkan Pinjaman Rp 2,2 Miliar untuk 70 Pelaku UMKM

Penyaluran dana bantuan ini untuk mendorong bisnis usaha kecil dan menengah (UKM) bagi masyarakat di sekitar wilayah Bandara Soekarno-Hatta.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 25 Sep 2019, 14:20 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2019, 14:20 WIB
Bandara Soetta Bakal Operasikan Terminal Berbiaya Murah
Bandara Soetta Bakal Operasikan Terminal Berbiaya Murah

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura II menyalurkan pinjaman lunak sebanyak Rp 810 juta kepada 27 pelaku UMKM yang berada di sekitaran Bandara Internasional Soekarno Hatta, Kota Tangerang. Penyaluran dana tersebut untuk tahap tiga di 2019 ini.

Dalam tahap ketiga ini, Direktur Keuangan Angkasa Pura II Bayu Rafisukmawan pun menyerahkan berkas kontrak kerjasama dana bantuan sebesar Rp810 juta kepada 27 mitra binaan.

Bayu mengatakan, penyaluran dana bantuan ini untuk mendorong bisnis usaha kecil dan menengah (UKM) bagi masyarakat di sekitar wilayah Bandara Soekarno-Hatta.

"Sehingga dengan dana bantuan ini dapat menaikkan bisnis mitra binaan demi kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Dia pun mendorong pelaku UMKM ini harus memiliki usaha yang lebih maju.

"Sebagai umat muslim, kita juga diajarkan, hidup besok harus lebih baik dari hari ini. Jadi ibu bapak usahanya harus lebih maju," ujarnya di hadapan puluham mitra binaan.

Menurut Bayu, hingga kuartal III dalam program bina lingkungan ini, pihaknya telah menyalurkan dana bantuan sebesar Rp 2,2 miliar lebih untuk 70 pelaku UMKM.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Buat Buka Pabrik Garmen

Investasi Teksil Meningkat Saat Ekonomi Lesu
Pekerja memotong pola di pabrik Garmen,Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Industri tekstil di dalam negeri terus menggeliat. Hal ini ditandai aliran investasi yang mencapai Rp 4 triliun (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dana Mitra Usaha milik Angkasa Pura II ini pun, sudah dinikmati Nafsuh, warga Kresek Kabupaten Tangerang yang ternyata sudah mendapatkan pinjaman lunak tersebut sejak 2011. Awalnya, dia mendapatkan pinjaman sebesar Rp10 juta yang diperuntukan untuk warung sembako di rumahnya.

Lalu, dua tahun kemudian ketika lunas mendapatkan suntikan dana segar lagi sebesar Rp15 juta.

"Ketika lunas lagi, lanjut Rp40 juta. Nah, saat itu bukan hanya mengembangkan usaha warung sembako, tapi saya bagi dua modalnya dengan membuka pabrik kecil-kecilan khusus garmen ekspor," ujar Nafsuh.

Lalu, ketika dua bulan akan lunas, dia melakukan pelunasan sekaligus untuk kemudian saat ini dia mendapatkan kucuran dana lagi sebesar Rp 80 juta. Pinjaman tersebut, lanjutnya akan dijadikan modal untuk pengembangan pabrik garmennya di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Warung sembakonya masih, malah semakin besar. Itu yang jaga istri, saya kembangkan usaha garmen," tuturnya. (Pramita Tristiawati)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya