HSBC Holdings akan Pangkas 10 Ribu Karyawan

HSBC beroperasi di 65 negara.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Okt 2019, 16:30 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2019, 16:30 WIB
PHK
Ilustrasi: PHK Karyawan (Sumber: IEEE Spectrum)

Liputan6.com, Jakarta HSBC Holdings berencana untuk memangkas 10 ribu pekerja secara global. Chief Executive Officer (CEO) Noel Quinn mengaku sedang berupaya mengurangi biaya di seluruh kelompok bisnis perbankan.

Melansir The Sydney Morning Herald yang mengutip Financial Times, Senin (7/10/2019) menyebutkan jika pemangkasan akan berfokus terutama pada yang bergaji tinggi. Rencana tersebut  dinilai upaya paling ambisius untuk memangkas biaya.

HSBC yang beroperasi di 65 negara mengumumkan langkah awal pemotongan biaya dan pengurangan pekerjaan setelah keluarnya laporan hasil kuartal ketiga akhir bulan ini.

Dosen senior dalam bidang keuangan di Universitas Sydney, Dr Andrew Grant mengatakan, jumlah pemangkasan pekerjaan cukup tinggi, mencapai empat persen dari jumlah tenaga kerja perusahaan. Hingga Juni 2019, perusahaan mempekerjakan sekitar 238.000 orang di seluruh dunia.

"Dengan bank sebesar ini dan di banyak negara yang beroperasi, mereka memiliki cukup banyak fleksibilitas untuk menyesuaikan operasi mereka untuk mencerminkan profitibilitas yang lebih baik di negara lain," lanjut Grant.

Noel Quinn menjadi CEO sementara setelah kepergian mengejutkan pimpinan sebelumnya John Flint.

Dia menilai perusahaan membutuhkan perubahan di puncak untuk mengatasi tantangan global.

"Kami percaya perubahan dilakukan untuk memenuhi tantangan yang kita hadapi dan menangkap peluang yang sangat signifikan di hadapan kita," jelas Mark Tucker, Chairman HSBC.

Pemutusan hubungan kerja dilaporkan juga dipicu prospek bisnis yang suram, dampak dari eskalasi perang dagang antara China dan Amerika, serta keresahan pasar Hong Kong dan Brexit.

Awal tahun ini, bank global Barclays dan Deutsche Bank masing-masing memangkas sekitar 3.000 dan 18.000 pekerja.

Reporter: Chrismonica

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

 

Seperti Bank Dunia, HSBC Juga Perkirakan Ekonomi Dunia Bakal Melambat

Target Pertumbuhan Ekonomi
Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

HSBC Private Banking memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan sedikit melambat pada tahun ini dan tahun depan. HSBC memperkirakan PDB Global akan berada di kisaran 2,4 persen pada 2019 dan 2020.

Angka tersebut bisa tercapat dengan syarat Amerika Serikat (AS) dan China mampu mempertahankan petumbuhan ekonomi yang layak, yakni masing-masing sebesar 2,4 persen dan 6,6 persen pada 2019.

Managing Director Chief Market, Strategist Asia HSBC Private Banking Cheuk Wan Fan mengatakan, pada paruh kedua 2019, pasar saham di AS dan Asia menjadi lebih menarik. Pertumbuhan pasar saham di Asia akan didorong oleh China, Indonesia, India, dan Singapura.

"Preferensi kami terhadap ekuitas AS dan Asia didukung prospek pertumbuhan ekonomi yang beragam. Kami lebih memilih kredit AS dan Asia berdasarkan penilaian" ujarnya di Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Untuk para investor, Fan menyarankan agar menghindari konsentrasi berlebih melalui diversifikasi global dan manajemen aktif.

"Para investor juga bisa mempertimbangkan pengelolaan risiko portfolio melalui alokasi emas dan investasi alternatif lainnya. Serta penempatan portfolio multi-aset yang terdiversifikasi dengan baik," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya