Liputan6.com, Jakarta - Pedagang pasar tradisional menyebut harga daging ayam sedang naik akibat pengaruh naiknya harga ayam hidup. Penjualan pun diakui sedang lesu.
"(Penjualan) sepi. Harga Rp 38 ribu -Rp 40 ribu. Naik. Ayam hidup naik, sekilonya Rp 23 ribu," ujar Ani Hastuti (59) kepada Liputan6.com, Jumat (18/10/2019) di Pasar Slipi, Jakarta Barat.
Ani menjelaskan kenaikan harga daging ayam baru terjadi pekan ini. Sebelumnya, harga ayam sebesar Rp 35 ribu-Rp 38 ribu per kg.
Advertisement
Untuk bagian lain seperti kulit dibanderol di kisaran Rp 15 ribuan, filet dada Rp 50 ribu per kilogram, ati ampela Rp 2.000-Rp 2.500, kemudian ceker antara Rp 20 ribu-Rp 25 ribu.
Â
Baca Juga
Merie (65) juga menyebut harga ayam sedang naik menjadi Rp 38 ribu per kg. "Diskon menjadi Rp 35 ribu untuk pedagang," ujarnya.
Untuk bagian dada, Merie menjual seharga Rp 20 ribu per setengah kilogram. Pada bagian lain seperti kulit ia jual seharga Rp 20 ribu per kg, ceker Rp 25 ribu per kg, kepala seharga dua ribu untuk tiga potong, dan ati ampela di kisaran Rp 2.500.
Sementara, penjualan daging sapi masih tetap seperti biasa. Asma (56) menyebut harga masih Rp 120 ribu per kg, iga tetap Rp 80 ribu per kg, dan bagian untuk sup seharga Rp 50 ribu.
Ia pun berharap presiden baru pun bisa menurunkan harga daging sapi hidup agar daging sapi ikut menurun.
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menteri Susi: Harga Ayam dan Daging Mahal, Ayo Makan Ikan!
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan pentingnya konsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia. Sebab ikan merupakan salah satu sumber protein yang berguna bagi kecerdasan.
"Indonesia ini harus banyak makan ikan. Kalau tidak IQ-nya nanti rendah," kata dia, di Gedung Mina Bahari III, Jakarta, Kamis (12/9/2019). Â
Karena itu, upaya untuk mendorong peningkatan konsumsi ikan oleh masyarakat Indonesia harus terus dilakukan.
"Jadi kita harus mempromosikan anak-anak kita, saudara-saudara kita, semua anak-anak bangsa ini makan ikan," ujar dia.
Apalagi, lanjut Susi, saat sumber protein hewani lain seperti ayam dan daging sapi dijual dengan harga yang mahal. Di tengah masalah ini, ikan adalah pilihan tepat karena murah dan mudah.
"Ayam mahal, kita tidak tidak independen karena F1 belum kita kuasai. Masih tetap tergantungan. Budidaya juga tetap membutuhkan ikan untuk fish meal-nya dari laut," jelas Susi.
"Sapi apalagi mahal, juga impor. Jadi ikan itu akan jadi bagian yang penting untuk negara ini," imbuhnya.Â
Advertisement