Profil Sofyan Djalil, Mantan Penjaga Masjid yang Jadi Menteri

Rekam karier Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil ternyata cukup mengejutkan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Okt 2019, 15:26 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2019, 15:26 WIB
Sofyan Djalil
Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sofyan Djalil kembali terpilih menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (Menteri ATR/BPN). Tugas pemindahan ibu kota pun akan terus lia pikul hingga beberapa tahun ke depan.

Sofyan adalah salah satu menteri Kabinet Indonesia Maju yang berasal dari kalangan profesional. Meski selalu low-profile, karier Sofyan Djalil di pemerintahan cemerlang. Dia bahkan pernah memimpin di lima kementerian berbeda.

Sewaktu muda, Sofyan mengaku pernah menjadi guru agama. Dalam acara Inspirato bersama Liputan6.com, Sofyan pernah menuturkan bahwa dirinya disekolahkan ibunya agar menjadi guru agama. Ia pun pernah menjadi guru agama selama dua tahun.

"Ibu saya menyekolahkan saya untuk menjadi guru agama," ujar Sofyan. "Dan pernah menjadi guru agama dua tahun," lanjutnya.

Ia pun pindah ke Jakarta pada tahun 1976 untuk mengubah nasib. Tanpa keluarga, ia bahkan pernah menumpang tinggal di masjid. 

"Datang ke Jakarta tanpa keluarga, tak ada support system, saya tinggal di masjid. Dulu saya dipanggil James. James itu bahasa Inggris kesannya, tetapi sebenarnya penjaga masjid alias marbot," kenang Sofyan Djalil sambil tersenyum.

Pada pemerintahan Presiden SBY, Sofyan berpengalaman di dua kementerian, yakni Menteri Komunikasi dan Informatika (2004-2007), lalu Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (2007-2009).

Lanjut ke pemerintahan Presiden Jokowi, Sofyan dipercaya memimpin tiga kementerian: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (2014-2015) yang kemudian diganti Darmin Nasution.

Dia pun kemudian ditempatkan sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan (2015-2016), dan terakhir menjadi Menteri ATR hingga kini.

Hal yang penting disorot adalah jenjang akademik Sofyan, menurut informasi Kementerian ATR/BPN, Sofyan merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesias (UI) pada tahun 1984.

Ia pun mendapat gelar Ph.D dari Universitas Tufts, Amerika Serikat (AS), di bidang International Financial and Capital Market Law and Policy. 

Pria kelahiran Aceh, 23 September 1953 ini juga ikut menjadi delegasi pemerintah untuk berunding dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helkinsi, Finlandia, pada tahun 2005.

Sofyan Djalil juga ternyata pernah menjadi Komisaris PLN pada tahun 1999 hingga tahun 2002.

Ketika absen di pemerintahan pada 2009 - 2014 Sofyan Djalil pernah menjadi Komisaris Utama di beberapa perusahaan swasta, serta menjadi advisor perusahaan multinasional seperti Wellington Capital Indonesia Indonesia dan Axiata.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Program Sertifikat Tanah Gratis

Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil
Foto Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil dalam dialog pemindahan ibu kota di Balikpapan

Menteri Sofyan terkenal dengan gebrakannya di bidang pertanahan, yakni sertifikat tanah gratis pada program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).

Ini didasarkan karena banyak pihak yang mengeluhkan harus merogoh kocek pribadi untuk membuat sertifikat tanah gara-gara ada campur tangan pihak luar yang melakukan pungutan liar (pungli).

"Pungli ini memang penyakit lama yang masih ada. Jadi kami terus sosialisasikan ke masyarakat bahwa sertifikat tanah itu gratis," tegas dia usai menggelar Rakernas di Hotel Shangri-La, Jakarta, pada Februari lalu.

Kendati demikian, ia tak menyangkal memang ada sejumlah biaya admistrasi yang harus dikeluarkan untuk membuat sertifikat tanah. Namun jumlahnya tak besar, yakni sekitar Rp 150 ribu hingga Rp 350 ribu.

Dia pun menyatakan, praktik pungli dalam program PTSL secara jumlah kini sudah jauh berkurang dibanding masa-masa sebelumnya. "Memang masih ada satu-dua pelanggaran, tapi itu sudah sangat minim dibanding masa lalu," jelasnya.

Adapun praktik tersebut dikatakannya dilakukan bukan oleh petugas di lingkungan Kementerian ATR/BPN, melainkan oknum-oknum luar seperti kelompok masyarakat (pokmas).

Menindaki kasus itu, Sofyan pun mengimbau masyarakat agar tak ragu melaporkan kepada pihak berwenang bilamana menemukan tindak pungli dalam program sertifikasi tanah.

"Pungli itu tidak dibenarkan. Jadi laporkan saja kalau untuk membuat sertifikat tanah harus membayar ke suatu pihak hingga jutaan rupiah," ucap dia.  

Sempat Berharap Tak Jadi Menteri

Menteri Sofyan Djalil berjalan kaki ke DPR
Menteri Sofyan Djalil terdampak penutupan jalan di sekitar Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Dia pun terpaksa berjalan kaki menuju ke Gedung DPR. (Radityo Priyasmoro/Liputan6.com)

Sofyan Djalil mengaku tak berharap banyak masuk kembali ke dalam kursi pemerintahan Joko Widodo Jilid II periode 2019-2024 mendatang. Sebab, baginya keputusan yang berhak ada di tangan Presiden Jokowi.

"Itu kewenangan Presiden toh. Jadi menteri itu adalah sebuah kehormatan bukan hak. Jadi kalau presiden angkat saya menjadi menteri Alhamdulillah," ujarnya ditemui di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019. 

Ketika saat itu ditanya awak media, Sofyan Djalil malah bergurau. 

"Saya tau susunan kabinet sekarang," kata Sofyan Djalil seperti meyakini awak media.

Sambil mengecek handpone, Menteri Sofyan meminta awak media untuk menunggu. Kemudian dirinya menunjukan isi pesan WhatsApp yang berisikan tampilan PDF betuliskan 'Susunan Kabinet'.

"Sebentar ya saya tunjukan susunan kabinet terakhir pernah liat enggak? ini yang baru bentar ya," kata dia.

Alhasil, ketika ditujukan rupanya dia berkelakar, lantaran isi dari pesan tersebut hanyalah tumpukan lemari kabinet berupa foto. Usai menunjukan isi pesan tersebut, kemudian dia tertawa lepas sambil meninggalkan awak media.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya