KAI Terbitkan Obligasi Rp 2 Triliun, Untuk Apa?

Obligasi KAI terbagi menjadi 2 seri di mana Seri A berjangka waktu 5 tahun

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 11 Nov 2019, 13:14 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2019, 13:14 WIB
Libur Panjang Akhir Pekan, PT KAI Operasikan 11 KA Tambahan
Calon penumpang kereta api menunggu pemberangkatan di Stasiun Pasar Senen, Jakarta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero) menerbitkan obligasi ke II 2019 dengan target dana yang terkumpul mencapai Rp 2 triliun. Rencananya, dana obligasi dipakai untuk membayar utang dan pengadaan prasarana baru.

Direktur Keuangn Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo mengatakan, Rp 1,2 trilliun dana yang dihimpun dari obligasi ‎akan dialokasikan untuk membayar utang ke perbankan, pembayaran tersebut untuk mengurangi utang jangka pendek perseroan.

"Kenapa obligasi, kalau kita lihat sepanjang perjalanan KAI sampai 2016 sumber utamanya perbankan, baru diperkembangkan alternatif sifat jangka panjang baru kita terbitkan obligasi 2017. Obligasi (2019) kami refinacing ke perbankan Rp 1,2 triliun," kata Didiek, di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta, Senin (11/11/2019).

Untuk sisa dana yang diperoleh dari obligasi 2019, yaitu Rp 800 miliar akan dialokasikan untuk pengadaan sarana baru, yaitu membeli kereta baru menggantikan kereta yang usianya sudah tua. ‎

Sampai dengan Oktober 2019, terdapat 672 kereta yang usianya di atas 30 tahun. Adapun kereta-kereta tersebut berupa kereta penumpang, kereta makan, kereta bagasi dan kereta pembangkit.

Untuk titik utama pembaharuan sarana adalah melakukan repowering, yaitu peningkatan daya sarana kereta api. Repowering ini meliputi pekerjaan penggantian mesin kereta penumpang, gerbong barang, pembaruan lokomotif, kereta rel diesel dan lainnya.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi serta peningkatan layanan baik untuk angkutan penumpang maupun barang.

Obligasi ini mendapatkan peringkat idAAA (Triple A; Stable Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. Obligasi terbagi menjadi 2 seri di mana Seri A berjangka waktu 5 tahun dengan indikasi tingkat kupon Obligasi 7,45 persen-8,10 persen per tahun, Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan indikasi tingkat kupon Obligasi 7,80 persen 8,50 persen per tahun.

Bunga Obligasi dibayarkan triwulan 30/360, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing Bunga Obligasi; “KAI optimistis Penawaran Umum ini akan sukses seperti yang sebelumnya,” tandasnya.

Mulai 1 Desember 2019 Jadwal Perjalanan KA Alami Perubahan

20160623- Antisipasi Mudik Jelang Lebaran PT KAI Terus Berbenah-Jakarta- Angga Yuniar
Mekanik KAI melakukan perbaikan sebuah lokomotif di Dipo Lokomotif Jatinegara, Jakarta.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mulai 1 Desember 2019 sebagian perjalanan KA akan mengalami perubahan jadwal keberangkatan. Hal tersebut dikarenakan KAI akan menggunakan Grafik Perjalanan KA 2019 yang telah ditetapkan melalui  Keputusan Menteri Perhubungan nomor KP 1781 Tahun 2019 tentang Penetapan Grafik Perjalanan KA Tahun 2019 PT KAI (Persero).

“Penetapan Gapeka 2019 ini untuk menggantikan Gapeka 2017 yang sebelumnya digunakan oleh KAI," ujar Diretur Utama KAI Edi Sukmoro dalam keterangannya, Kamis (31/10/2019).

Edi menegaskan, Gapeka 2019 dibuat untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan pelanggan akan layanan kereta api yang dapat diandalkan.

Penggunaan Gapeka 2019 ini akan mempengaruhi jadwal perjalanan KA, waktu tempuh perjalanan, perpanjangan relasi KA, dan hadirnya KA-KA baru.

Edi menambahkan bahwa masyarakat bisa memesan tiket pada tanggal 1 November 2019 untuk keberangkatan tgl 1 Desember 2019 dan  seterusnya secara bertahap di semua kanal pembelian.

“Saya mengimbau kepada calon penumpang KA dengan keberangkatan 1 Desember 2019 dan seterusnya agar memerhatikan lagi jadwal yang tertera di tiket. Tujuannya agar tidak tertinggal kereta karena sudah diberlakukannya Gapeka 2019,” ujar Dirut KAI.

Grafik Perjalanan Kereta Api atau Gapeka adalah pedoman pengaturan pelaksanaan perjalanan kereta api yang digambarkan dalam bentuk garis yang menunjukkan stasiun, waktu, jarak, kecepatan, dan posisi perjalanan kereta api mulai dari berangkat, berhenti, datang, bersilang, dan penyusulan, yang digambarkan secara grafis untuk pengendalian perjalanan kereta api.

Penggantian Gapeka ini dilakukan karena sejak 2017 terjadi begitu banyak perkembangan perkeretaapian seperti, pengoperasian Jalur Ganda Lintas Selatan Jawa dan Sumatera, Penambahan Lintas Baru seperti LRT Sumatera Selatan, Penambahan Stasiun, penambahan kecepatan prasarana, dan penetapan perjalanan KA baru.

"KAI selalu berorientasi kepada kepuasan pelanggan dalam menentukan kebijakan perusahaan. Melalui Gapeka 2019, kami berharap semakin banyak lagi masyarakat yang akan menggunakan moda transportasi kereta api," tutup Edi.

 

 

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya