Liputan6.com, Jakarta - Basuki Hadimuljono kembali dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memimpin Kementerian PUPR. Bekerja di bawah kepemimpinan Jokowi, ucap Basuki, memberikan pengalaman tersendiri baginya.
Ketika diminta mengungkapkan tiga hal terkait pengalaman membantu mantan Wali Kota Solo tersebut, Basuki tanpa ragu mengucapkan istilah deg-degan.
"Deg-degan rek," kata dia dalam talk show di Jakarta, Kamis (14/11).
Advertisement
Baca Juga
Selain deg-degan, dua hal lain yang menggambarkan pengalaman bekerja sebagai pembantu Presiden Jokowi, yakni nikmat dan terukur.
"Nikmat karena beliau memercayai kita penuh. Saya kalau kerja ada dua hal, trust dan loyalty. Beliau trust sama saya, saya loyal," tegas Basuki.
Sejak menjabat sebagai Menteri PUPR pada 2014, dia mengakui pola kerja cepat, tapi terukur dan mendetail merupakan sebuah keharusan. Mengingat progam pembangunan Presiden menuntut target tinggi yang harus dikejar.
"Kalau saya bilang bisa, maka harus bisa. Makanya 2014 sampai 2019 kerja saya rock and roll. Makanya harus tiga shift, tujuh hari seminggu. Tidak bisa lagi kerja dengan langgam lagu pop," jelas dia.
"Saya dulu tidak punya misi. Misi saya adalah melaksanakan visi presiden," tandasnya.
Reporter:Â Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi Bersyukur Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen
Presiden Joko Widodo (Jokowi)Â menyambut baik pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2018 yang terjaga pada kisaran 5 persen. Angka ini dinilai masih bagus di tengah kondisi gejolak ekonomi global.
"Hampir semua negara pertumbuhan ekonominya turun, tapi alhamdullilah kita masih diberi angka 5 persen lebih sedikit memang. Tapi sudah diberi lebih dari 5 persen itu sudah bagus," ungkap Jokowi dalam acara Indonesia Banking Expo 2019 di Jakarta, Rabu (6/11/2019). Â
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02 persen di kuartal III-2019, melambat dari posisi kuartal III-2018 yang sebesar 5,17 persen, maupun dari kuartal II-2019 yang sebesar 5,05 persen.
Jokowi mengatakan banyak sejumlah negara yang mengalami pelemahan ekonomi lebih dalam dari Indonesia. Misalnya saja Hong Kong mengalami resesi dengan pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi 3,2 persen di kuartal III-2019, dari sebelumnya di kuartal II-2019 terkontraksi 0,4 persen.
"Negara lainnya ada yang tumbuh minus, ada yang menuju nol, ada yang berkurang 1-2 persen, bahkan ada yang dari 7 persen menjadi 1 persen. Jadi, dengan 5 persen itu menandakan lebih bagus dari negara-negara lain. Ini patut kita syukuri," katanya.
Mantan Wali Kota Solo ini menambahkan, pada dasarnya Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara dengan pendapatan tinggi (high income country).
Untuk itu perlu menggenjot ekonomi untuk keluar dari jebakan negara dengan pendapatan menengah (middle income country).
Saat ini status Indonesia sendiri sebagai negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) berskala USD 1 triliun. Bahkan, paritas daya beli (purchasing power parity/PPP) Indonesia berada di peringkat ke-7 di dunia.
"Artinya kita sebesar-besarnya, punya potensi menjadi negara yang berpenghasilan," dia menandaskan.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.comÂ
Advertisement