Harga Emas Tergelincir Dibayangi Kesepakatan Perdagangan AS-China

Harga emas di pasar spot turun 0,44 persen menjadi USD 1,468,31 per ounce

oleh Septian Deny diperbarui 13 Des 2019, 07:30 WIB
Diterbitkan 13 Des 2019, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas mundur dari puncaknya lebih dari satu bulan pada perdagangan Kamis (Jumat waktu Jakarta). Hal ini setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan AS semakin dekat dengan kesepakatan perdagangan dengan China, yang merusak daya tarik emas sebagai safe-haven.

Dikutip dari CNBC, Jumat (13/12/2019), harga emas di pasar spot turun 0,44 persen menjadi USD 1,468,31 per ounce. Harga sempat mencapai tertinggi sejak 7 November di USD 1.486,80 di awal sesi.

Sementara harga emas berjangka AS ditutup turun 0,2 persen di level 1.472,3.

 

Trump mengatakan AS sangat dekat untuk mencapai kesepakatan dengan China, membantu saham dunia melambung, dan menahan kenaikan awal harga emas yang didorong oleh ketidakpastian perdagangan menjelang batas waktu 15 Desember ketika batas tarif baru AS pada Barang-barang China mulai berlaku.

″Tweet (Trump) melihat tawaran risk appetite, dengan modal mengalir ke ekuitas. Masalah untuk emas adalah ketika segala sesuatu terlihat bagus, ada sedikit insentif untuk pindah ke emas, yang telah kita lihat, "kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harga Paladium dan Perak

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sementara itu, harga Palladium terus naik ke level tertinggi sepanjang masa dari USD 1.944 di sesi ini, naik 1,2 persen pada USD 1.933,73 per ounce.

"Palladium telah menjadi salah satu bintang tidak hanya logam, tetapi arena komoditas secara keseluruhan untuk tahun ini," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Di tempat lain, Platinum sedikit berubah menjadi USD 938,80 per ounce, sedangkan perak turun 0,2 persen menjadi USD 16,82.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya