Harga Emas Naik Usai The Fed Tahan Suku Bunga Acuan

Harga emas di pasar spot gold naik 0,92 persen menjadi USD 1.477,36 per ounce

oleh Septian Deny diperbarui 12 Des 2019, 07:30 WIB
Diterbitkan 12 Des 2019, 07:30 WIB
Temuan emas (1)
Ilustrasi emas batangan. (Sumber Twitter/@allthingsbus)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta) setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga setelah pertemuan dua hari minggu ini.

Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada tindakan yang mungkin terjadi tahun depan di tengah inflasi yang terus-menerus rendah.

Harga emas naik di tengah kekhawatiran tentang kesepakatan perdagangan antara AS dan China.

Dikutip dari CNBC Kamis (12/12/2019), harga emas di pasar spot gold naik 0,92 persen menjadi USD 1.477,36 per ounce. Ini memperpanjang kenaikan pada sesi ketiga berturut-turut. Sementara harga emas berjangka AS naik 0,93 persen menjadi USD 1.482.

Presiden AS Donald Trump hanya punya waktu beberapa hari untuk memutuskan apakah akan mengenakan tarif hampir USD 160 miliar pada barang-barang China, sebuah langkah yang akan memperburuk perang dagang selama 17 bulan.

Penasihat ekonomi dan perdagangan top dari Gedung Putih diperkirakan akan bertemu dalam beberapa hari mendatang dengan Trump mengenai keputusan itu, meskipun keputusan akhir belum dibuat.

Harga konsumen AS yang lebih baik dari yang diharapkan pada November, mendukung niat The Fed untuk tidak menurunkan suku bunga lagi.

Bank Sentral Eropa juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan pada hari Kamis.

“Ekonomi global tampaknya telah stabil setelah satu tahun ketidakpastian pertumbuhan. Jika imbal hasil pada imbal hasil 10 (Treasury) AS naik di atas 1,90 persen, kami pikir itu akan menandakan akhir reli emas dan mendorong harga emas di bawah USD 1.400 per ounce,” ungkap Analis Bank OCBC dalam sebuah catatan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harga Paladium dan Perak

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sementara itu, harga Palladium naik 0,6 persen menjadi USD 1.907,70 per ounce, mencapai puncak baru USD 1.911,50, di tengah kekhawatiran akan pasokan logam autokatalis yang mandek dan berpotensi gagal memenuhi permintaan. Namun Palladium berada di jalur untuk sesi kenaikan beruntun ke-14.

Untuk Platinum melonjak 0,8 persen pada perdagangan Rabu, setelah mencapai tertinggi satu bulan pada USD 930. Afrika Selatan adalah produsen utama paladium dan juga memiliki cadangan platinum terbesar dan paling menguntungkan. Sedangkan harga perak di pasar spot naik 0,1 persen, menjadi USD 16,67 per ounce.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya