UMKM Jadi Senjata Utama Hadapi Ancaman Resesi di 2020

Perusahaan fintech pendanaan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai akses permodalan bagi UMKM

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Des 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 15 Des 2019, 09:00 WIB
Berburu Produk UMKM Unggulan di Pameran KKI 2019
Pengunjung melihat produk dalam pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019). Pameran ini menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan fintech pendanaan PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha terus mengedukasi kepada masyarakat mengenai solusi pendanaan untuk sektor UMKM. UMKM dinilai salah satu sektor ekonomi penting ditengah ancaman resesi dunia di 2020.

Staf Khusus Presiden Republik Indonesia dan Pendiri & CEO AmarthaAndi Taufan Garuda Putra mengatakan, di 2020 Amartha berkomitmen untuk menjangkau lebih banyak mitra dan memberikan pelayanan keuangan lebih dari sekedar pendanaan.

"Amartha sebagai alternatif investasi berdampak sosial, telah menyalurkan pendanaan Rp1,7 triliun kepada lebih dari 361 ribu perempuan pengusaha mikro di pedesaan," ujar dia dalam kepada wartawan, Minggu (15/12/2019).

Amartha memberikan pendanaan, pelayanan keuangan dan memberdayakan sektor UMKM dan ekonomi informal, yang tidak terlayani dan dijangkau oleh perbankan dan lembaga keuangan formal.

Sementara itu, Mantan Menteri Keuangan 2013-2014 Muhammad Chatib Basri menambahkan, dalam menghadapi resesi ekonomi dunia di 2020, salah satu yang dapat mendukung ekonomi Indonesia adalah UMKM dan yang dapat mendukung UMKM adalah Amartha.

"Hadirnya Amartha memungkinkan sumber pendanaan yang lebih terbuka dan demokratis, sehingga menciptakan kesempatan yang lebih besar bagi masyarakat untuk terlibat memajukan pelaku UMKM dengan memberikan pendanaan," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Berhasil Naik Kelas

Fintech
Ilustrasi fintech. Dok: sbs.ox.ac.uk

Dari hasil riset Amartha bersama Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada di tahun 2019, 94 persen mitra Amartha (pelaku usaha mikro perempuan) merasa lebih sejahtera setelah bergabung dengan Amartha. Penghasilan mereka yang awalnya hanya sekitar Rp1-2 Juta per bulan naik menjadi Rp 5-10 Juta per bulan.

“76 persen mitra usaha Amartha mengaku dapat membayar uang sekolah anak dari pendapatan usaha mereka. Usaha mereka semakin meningkat dan berkembang dan turut memberikan lapangan pekerjaan di lingkungan rumahnya," Ujar Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, Aria Widyanto.

Selain itu, Mantan Menkominfo Rudiantara juga menyampaikan, Amartha memberikan warna baru dalam dunia pendanaan karena selain memberikan keuntungan, juga menciptakan dampak sosial.

“Dengan kelebihan Amartha dalam teknologi, kreativitas dan inovasi telah melahirkan produk yang memberikan kesempatan kepada sektor UMKM untuk berkembang," lanjutnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya