Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan ketersediaan pangan di Natal dan Tahun Baru aman. Dia berharap kondisi ini terus berlanjut hingga Januari 2020.
"Di sisi lain ketahanan pangan kita, 10 jenis yang ada untuk sampai tahun baru sangat aman dan nyaman. Tentu saja kita berharap ini langkah awal memasuki 2020 yang InsyaAllah jauh lebih kuat lagi mempersiapkan kebutuhan masyarakat terutama dalam peak season," ujar Syahrul usai open house di kediaman Menkominfo, Cilandak, Jakarta, Rabu (25/12).
Baca Juga
Dia mengatakan, Kementerian Pertanian juga memperhatikan perubahan iklim dalam menjaga ketahanan pangan dengan cara pendekatan teknologi.
Advertisement
"Pendekatan IT tentu saja sangat penting untuk digunakan. Pertanian memang salah satu kesulitan adalah tidak boleh salah prediksi. Karena cuaca bisa saja berubah," kata politikus Nasdem itu.
Syahrul menyebut, tidak boleh ada salah prediksi. Hasilnya bisa sangat berdampak terhadap panen.
"Karena cuaca bisa saja berubah. Kemarin El nino keras membuat hasil panen kita sangat berkurang tapi kita kerja februari, maret kita akan maksimalkan," ujarnya.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Impor Pangan Hingga Akhir Tahun
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, pihaknya belum melihat perlunya impor bahan pangan hingga akhir tahun. Sebab dari pantauan Kemendag, ketersediaan dan pasokan bahan pangan dalam negeri masih cukup.
"Akhir tahun ini sementara belum ada. Kita akan lihat kecukupan tersebut. Arahnya ke sana," ungkapnya, saat ditemui, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (13/11).
Selain itu, terkait persiapan menjelang Natal dan Tahun Baru, belum ada indikasi bahwa impor harus dilakukan. "Kita akan lihat nanti kebutuhan. Impor ini kan tujuannya substitusi. Jadi kita evaluasi dengan turunnya ini, kita lihat kebutuhan di lapangan," imbuhnya.
"Natal ini kan bulan Desember. Jadi makanya kita sudah mulai kirim beberapa tim ke lapangan untuk melihat kecukupan pasokan di daerah dan juga kesiapan pelaku usaha serta Pemda. Kan ini ada kaitannya juga dengan pemda dan pelaku usaha di daerah," imbuhnya.
Upaya menekan impor tersebut, jelas Agus, sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ke depan, Indonesia bakal lebih selektif dalam melakukan impor.
"Selektif ini harus juga melihat kecukupannya dan kondisi di lapangan. Artinya jangan sampai waktu panen kita impor barang yg sama. Selektif dalam pengertian begitu. Bukan, kita tidak melarang impor, tapi kita juga menyeleksi impor itu supaya timing-nya pas, dan kita kerja sama dengan kementerian lain," jelasnya.
Advertisement