Soal Lockdown, Pemerintah Harus Ikuti Saran Ahli Kesehatan dan Tenaga Medis

Wacana lockdown demi menekan penyebaran virus corona tidak perlu diperdebatkan.

oleh Tira Santia diperbarui 24 Mar 2020, 16:45 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2020, 16:45 WIB
Malaysia Lockdown Nasional hingga 31 Maret 2020
Seorang pria mengenakan masker karena kekhawatiran penyebaran virus corona COVID-19 berjalan melewati pusat perbelanjaan yang sepi di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (16/3/2020). PM Malaysia Muhyiddin Yassin melakukan lockdown nasional atau mengunci akses seantero Negeri Jiran. (Syaiful REDZUAN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Senior INDEF Dradjad Wibowo, menengaskan tidak perlu mendebatkan lagi wacana lockdown, melainkan pemerintah pusat dan daerah harus bergandengan tangan agar wabah virus corona Covid-19 ini tidak menyebar.

“Jika ingin menyelamatkan ekonomi pemerintah dan daerah harus all out agar wabah tidak menyebar, tidak harus ada perdebatan lockdown, tidak perlu didiskusikan lagi, ketika menurut para dokter dan ahli kesehatan lainnya, suatu daerah itu harus lockdown ya lockdown,” kata Drajad dalam Press Conference “Meracik Vaksin Ekonomi Hadapi Pandemi”, di Jakarta, Selasa (14/3/2020).

Maksudnya keputusan lockdown tidak boleh diputuskan oleh pemerintah, ekonom, dan pihak lainnya. Melainkan pemerintah harus mengikuti usulan dan keputusan dari pihak ahli kesehatan seperti dokter, ahli paru-paru, dan ahli kesehatan lainnya.

Drajad mengatakan jangan sampai memasukan pertimbangan politik untuk memutuskan lockdown. Karena ahli kesehatan lebih tahu bagaimana cara mencegah agar virus corona tidak menyebar.

Pemerintah dan pihak lainnya hanya sebagai jembatan untuk mewujudkan keputusan lockdown, jika memang itu efektif mampu mencegah virus corona tidak menyebar lagi.

“Indonesia harus memilih bagaimana dalam menangani covid-19 ini. wacana pilihan antara menyelamatkan ekonomi atau mencegah wabah,” katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Belajar dari China

Menengok Kondisi Terkini Kota Wuhan
Warga mengenakan masker berjalan di sebuah jalan di Wuhan di provinsi Hubei tengah China (3/3/2020). Sejauh ini, total 80.026 kasus virus corona terkonfirmasi di wilayah China daratan. (AFP/STR)

Jika melihat China yang melakukan lockdown, tentu saja China mengalami kemerosotan ekonomi secara signifikan, namun wabahnya relative berhenti.

Menurut Drajad, pelajaran yang bisa diambil jika Indonesia gagal mencegah wabah virus corona covid-19 ini, maka ekonomi akan jauh berkurang, tidak ada lagi sisi ekonomi yang bisa diselamatkan.

“saran kita untuk pemerintah harus kita cegah, penyelamatan yang bagus itu adalah mencegah, Jakarta kasusnya tinggi yang terdeteksi, bahkan kasus yang tidak terdeteksi tidak tahu, kita belum punya sistem surveillance (pengawasan), kita termasuk negara yang tidak punya surveillance yang tepat,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya