Telur Ayam hingga Tembakau Jadi Penyumbang Inflasi Maret 2020

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengumumkan inflasi Maret 2020 sebesar 0,1 persen

oleh Athika Rahma diperbarui 01 Apr 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2020, 15:00 WIB
Jelang Ramadan, Kemendag Jamin Pasokan Sembako Aman
Aktivitas perdagangan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (20/4). Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim harga pangan terkendali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengumumkan inflasi Maret 2020 sebesar 0,1 persen. Angka ini lebih rendah dari inflasi Februari sebesar 0,28 persen. Sementara, inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,76 persen dan inflasi tahun ke tahun 2,96 persen.

"Inflasi selama bulan Maret 2020 sebesar 0,10 persen. Inflasi tahun kalender 0,76 persen. Inflasi tahun ke tahun 2.96 persen ," kata Kepala BPS, Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (1/4/2020).

Adapun beberapa sub kelompok yang menyumbang inflasi antara lain makanan sebesar 0,01 persen, minuman yang tidak berakohol sebesar 0,17 persen dan subkelompok rokok dan tembakau sebesar 0,70 persen.

Beberapa komoditas pangan yang berkontribusi paling besar terhadap inflasi ialah telur ayam ras dan bawang bombay masing-masing sebesar 0,03 persen, gula sebesar 0,02 persen, bayam, kangkung, anggur, jeruk, bawang merah, rokok kretek filter, serta rokok putih masing-masing 0,01 persen.

"Kemudian di kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,12 persen, perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,02 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,28 persen," ujar Suhariyanto.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

43 Kota Inflasi

Jelang Ramadan, Harga Kebutuhan Pokok Merangkak Naik
Pedagang melayani pembeli saat membeli sembako di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (2/5/2019). Naiknya harga kebutuhan pokok jelang Ramadan dikarenakan permintaan konsumen meningkat. (Liputan6.com/JohanTallo)

Sebagai informasi, dari 90 kota indeks harga konsumen (IHK), 43 kota mengalami inflasi dan 47 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe 0,64 persen dan terendah di Surabaya, Surakarta dan Pekanbaru sebesar 0,01 persen.

Sementara itu, kota yang mengalami deflasi tertinggi di Timika -1,91 persen dan deflasi terendah di Tanggerang sebesar -0,01 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya