Cara Erick Thohir Hapus Raja Kecil di BUMN

Penempatan kursi di jabatan strategis BUMN dinilai tidak boleh sekadar penempatan, namun harus dijaga dengan strategis.

oleh Athika Rahma diperbarui 20 Mei 2020, 13:20 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2020, 13:20 WIB
Erick Thohir Bahas Jiwasraya
Menteri BUMN, Erick Thohir mengikuti rapat dengar pendapat umum dengan Panitia Kerja (Panja) DPR RI untuk skandal di PT Asuransi Jiwasraya (Persero), di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/1/2020). Erick Thohir diundang untuk membahas penyelesaian sengkarut Jiwasraya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyinggung soal pentingnya penentuan kursi kepemimpinan di tiap lini BUMN. Penempatan kursi di jabatan strategis BUMN dinilai tidak boleh sekadar penempatan, namun harus dijaga dengan strategis.

Hal ini untuk menghindari adanya 'raja-raja kecil' atau oknum-oknum bos di BUMN yang tentunya akan menggali celah untuk melakukan kepentingan mereka.

"Dalam menentukan kepemimpinan di BUMN kadang kita hanya penempatan orang, tapi tidak dijaga dengan strategis. Daripada rusak, ini buat apa, nah ini yang membahayakan sehingga ada raja-raja kecil atau oknum-oknum," ujar Erick dalam diskusi virtual, Rabu (20/5/2020).

Alih-alih hanya fokus memproses kepemimpinan di BUMN, Erick Thohir juga meminta semua pihak untuk turut membangun ekosistem bisnis di BUMN, baik antar BUMN, BUMD, BUMDes hingga perusahaan swasta. Cluster bisnis BUMN harus diperketat dan dihubungkan dengan bidang bisnis yang saling berkaitan untuk menghindari tumpang tindih dan kesemrawutan proses bisnis.

Misalnya saja, industri semen yang dihubungkan dengan industri karya (konstruksi), lalu industri farmasi dengan industri rumah sakit, industri pangan dengan industri pupuk dan lain sebagainya. Dengan demikian, supply chain akan terbentuk.

"Oleh karena itu, kita sekarang tidak hanya memproses kepemimpinan di BUMN tapi memastikan model bisnis pada setiap cluster, dan sekarang kita akan turunkan jumlah cluster kita yang tadinya 27 nanti hanya 12, dan semuanya dihubungkan dengan supply chain," ujarnya.

Dirombak Erick Thohir, Ini Susunan Direksi Baru KAI

KAI Batalkan 28 Perjalanan Kereta Jarak Jauh
Kereta api jarak jauh saat menunggu keberangkatan di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Minggu (29/3/2020). PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta membatalkan 28 perjalanan Kereta Api keberangkatan jarak jauh mulai 1 April - 1 Mei 2020 dalam upaya memutus penyebaran virus corona. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir merombak jajaran direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Sebanyak lima direksi diganti langsung, termasuk Direktur Utama.

Dikutip Liputan6.com, Jumat (8/5/2020), keputusan ini tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Nomor: SK-142/MBU/05/2020 tentang Pemberhentian, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kereta Api Indonesia.

Untuk posisi Dirut, Erick Thohir menunjuk Didiek Hartantyo menggantikan Edi Sukmoro. Didiek sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan KAI.

Tidak hanya itu, Menteri BUMN juga memberhentikan Amrozi Hamidi sebagai Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha, Dody Budiawan sebagai Direktur Niaga, serta Ruli Adi sebagai Direktur SDM dan Umum.

Berikut susunan Direksi baru KAI:

1. Direktur Utama: Didiek Hartantyo.

2. Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan: Jeffrie N.

3. Direktur Keuangan: Rivan Achmad Purwantono.

4. Direktur Keselamatan dan Keamanan: John Robertho.

5. Direktur Niaga: Maqin U. Norhadi.

6. Direktur Operasi: Apriyono Wedi Chresnanto.

7. Direktur Pengelolaan Saraba: Azahari.

8. Direktur Pengelolaan Prasarana: Awan Hermawan Purwadinata.

9. Direktur SDM dan Umum: Agung Yunanto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya