Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak sedikit menguat pada penutupan perdagangan kamis di saat para investor menunggu keputusan dari para produsen minyak soal perpanjangan pemangkasan produksi
Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) bersama dengan beberapa sekutu seperti Rusia tengah menentukan waktu untuk melakukan pembicaraan tingkat menteri. Pertemuan tersebut untuk membahas kemungkinan perpanjangan pemangkasan produksi.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Jumat (5/6/2020), harga minyak mentah berjangka Brent naik 6 sen atau 0,2 persen menjadi USD 39,85 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate naik 12 sen menjadi USD 37,41 per barel.
Advertisement
Arab Saudi dan Rusia, dua produsen minyak terbesar di dunia, ingin memperpanjang pengurangan produksi 9,7 juta barel per hari (bph). Angka ini sama dengan yang telah disepakati oleh produsen utama minyak pada April lalu.
Namun pertemuan kelompok yang juga disebut dengan OPEC + ini tertunda karena tingkat kepatuhan yang buruk dari beberapa produsen dalam menjalankan kesepakatan.
Kuwait dan Uni Emirat Arab tidak ingin memperpanjang pemangkasan produksi setelah Juni, menunjukkan bahwa pasokan minyak mentah bisa naik bulan depan terlepas dari keputusan apapun.
Perdagangan Sebelumnya
Sebelumnya, harga minyak naik sekitar USD 1 per barel pada hari Selasa di tengah ekspektasi bahwa produsen utama akan setuju untuk memperpanjang penurunan produksi dalam konferensi video yang kemungkinan akan diadakan minggu ini dan negara-negara bagian AS memulai kembali kegiaran bisnisnya setelah lockdown virus corona.
Dikutip dari laman CNBC, Rabu (3/6/2020), harga minyak mentah West Texas Intermediate naik USD 1,37, atau 3,87 persen, menjadi menetap di USD 36,81 per barel. Minyak mentah Brent naik 2,7 persen, atau USD 1,04, menjadi USD 39,36 per barel.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan lainnya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang pengurangan produksi mereka sebesar 9,7 juta barel per hari (bpd), atau sekitar 10 persen dari produksi global, menjadi Juli atau Agustus, pada sebuah pertemuan diharapkan akan diadakan pada 4 Juni.
"Kemungkinan besar, OPEC + dapat memperpanjang pemotongan saat ini hingga 1 September, dengan pertemuan yang ditetapkan sebelum itu untuk memutuskan langkah selanjutnya," kata kepala riset komoditas Citi, Edward Morse.
Di bawah rencana awal OPEC +, pemotongan itu akan dijalankan hingga Mei dan Juni, turun menjadi 7,7 juta barel per hari dari Juli hingga Desember.
Arab Saudi telah mendorong untuk menjaga pemotongan yang lebih dalam di tempat lebih lama, kata sumber. Ini menjadi salah satu sentimen penggerak harga minyak.
Advertisement