Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki akan mengkonsolidasi brand-brand Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang kecil menjadi brand besar agar UMKM mampu bersaing dengan brand terkenal lainnya di marketplace.
“Kami menyiapkan beberapa langkah, karena di UMKM brand-nya belum puas sementara di market online bersaing, ini kita punya rencana untuk mengkonsolidasi brand-brand UMKM kecil yang brand-nya belum baik akan kita dorong memiliki brand bersama, sehingga penetrasi terhadap pasar akan semakin kuat, hal ini juga diterapkan oleh Jepang,” kata Teten dalam satu diskusi online dengan KoinWorks, Jumat (12/6/2020).
Baca Juga
Karena menurutnya tidak semua UMKM punya kemampuan untuk masuk ke market online dengan mudah, karena keterbatasan kapasitas produksi yang tidak memadai, sehingga pihaknya di Kementerian Koperasi dan UKM akan mendorong agar pelaku UMKM bisa memanfatkan keadaan pandemi covid-19 ini untuk go digital.
Advertisement
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa UMKM ini merupakan mayoritas pelaku usaha di Indonesia, sebanyak 99,9 persen di Indonesia adalah pelaku usaha UMKM. Kenapa UMKM begitu banyak? menurutnya karena sektor formal belum bekerja dengan baik sehingga banyak orang yang buka warung atau usaha sendiri.
“Kalau kita bicara menata perekonomian Indonesia, dalam pemberdayaan UMKM banyak juga, tapi kita harus mendorong UMKM di level ultra mikro dan mikro, serta evaluasi usaha ultra mikro dan mikro ini,” ujarnya.
Apabila dibandingkan dengan situasi usaha pada tahun 1998 memang berbeda, dulu tahun 1998 UMKM menjadi penyelamat ekonomi, namun saat ini narasinya berbeda justru yang terdampak UMKM baik sisi supply maupun demand.
Maka kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional memberikan perhatian besar terhadap UMKM baik bantuan sosial, maupun insentif pajak, relaksasi kredit, dan perluasan pembiayaan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Beralih ke Digital
Selain itu, pemerintah juga menggalakkan di Kementerian, Lembaga, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Pemerintah daerah untuk belanja produk UMKM agar mendorong UMKM mampu bertahan di saat pandemi, dan beralih ke digital.
“Nah jadi cuman sayangnya baru 13 persen yang saat ini terhubung ke ekosistem digital, baru 8 jutaan UMKM, 87 persen masih offline, ini hal positif program prioritas pemerintah transpormasi UMKM dari offline ke online akan kami percepat,” pungkasnya.
Advertisement