Indonesia Tetap Larang Turis Asing Melancong hingga Akhir 2020

Politikus Partai Golkar ini mengaku sudah melapor kepada Presiden Joko Widodo terkait pemulihan ekonomi sektor pariwisata.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Agu 2020, 13:03 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2020, 13:03 WIB
Turis Asing di Percandian Muarajambi
Sejumlah turis asing saat berkunjung di situs candi Kedaton di kompleks percandian Muarajambi, Kabupaten Muaro Jambi. Kini akibat pandemi Covid-19 membuat industri pariwisata di Muarajambi terpuruk. (Liputan6.com / dok Desa Wisata Muarajambi)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia tidak akan membuka sektor pariwisata bagi turis mancanegara sampai akhir 2020. Saat ini pemerintah fokus mendorong masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata hanya di dalam negeri.

"Kami mau turis domestik itu 70 persen, masalah turis asing kami sampai akhir tahun belum akan terima," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional Rakerkonas APINDO 2020, Jakarta, Kamis (13/8/2020).

Politikus Partai Golkar ini mengaku sudah melapor kepada Presiden Joko Widodo terkait pemulihan ekonomi sektor pariwisata. Hingga kini, keuangan negara masih aman karena ada peluang dari langkah moratorium perjalanan umrah.

Setidaknya ada 500 ribu sampai 1 juta penduduk Indonesia yang memiliki dana umroh. Selain itu banyak orang yang berobat di luar negeri terpaksa tidak berangkat karena masih pandemi. Dari sini peluang terbuka.

"Itu kalau kita hitung bisa puluhan triliun, atau miliar dolar. Kami ingin itu dibelanjakan di dalam negeri," jelas dia.

Itu sebabnya, Luhut ingin Indonesia membangun rumah sakit internasional di tanah air seperti di Bali. Dia ingin para ahli IT luar negeri bisa bekerja di Bali dan melakukan transfer teknologi di Indonesia.

"Bule di bidang teknologi atau IT mungkin mereka bisa work from bali, itu sedang kami pikirkan dan kami dorong, tinggal aturannya kami buat," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video di bawah ini:

Pariwisata Bali Dibuka Bertahap, Wagub Minta Jaga Protokol Kesehatan

Wisata Bali
Pertunjukan tarian Bali di Pantai Pandawa, Kutuh, Kabupaten Badung. (dok. Instagram @herribayu/https://www.instagram.com/p/BOwcSu4lP4b/Asnida Riani)

Pemprov Bali telah mengeluarkan pedoman kesehatan di 14 sektor. Namun, dengan ketentuan khusus di sektor pariwisata melaui OP nya masing-masing. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan pariwisata Bali pascacovid-19 akan dibuka secara terbatas dan bertahap.

"Kami cukup bangga, teman-teman pelaku pariwisata yang belum siap secara jujur menyatakan belum siap. Keterlibatan masyarakat juga sampai sekarang masih disiplin dimana Desa adat bahkan membuat sanksi tersendiri terkait protokol kesehatan," katanya saat menerima jajaran Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Indonesia National Air Carrier Association ( INACA) di Ruang Rapat Praja Sabha, Kantor Wakil Gubernur Bali, Denpasar, Jumat (7/8/2020).

Menurut dia, pembukaan pintu wisatawan domestik sudah dimulai pada 30 Juli 2020 dan pembukaan untuk wisatawan mancanegara dimulai 11 September mendatang.

"Tidak semua kawasan akan dibuka, hanya yang telah secara baik menjalankan protokol kesehatan-lah yang kita buka, itupun dengan sertifikasi dari pemerintah daerah," ucap dia.

Selain protokol kesehatan, untuk karyawan hotel misalnya kita laksanakan tes covid-19 secara berkala.

"Mudah-mudahan tidak ada halangan sehingga 11 September pintu wisman ke Bali bisa dibuka,  selain tentu saja menunggu regulasi pemerintah pusat dan negara lain untuk pembukaan penerbangan," kata pria yang akrab disapa Cok Ace ini. 

Dalam sebuah poling secara virtual melalui webinar, Wagub Cok Ace juga menyebut calon wisatawan dari berbagai negara  menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk berkunjung ke Bali, bahkan hingga mencapai angka 80 persen.

Dirinya juga bersyukur penyebaran covid-19 di Bali tidak separah daerah lain di Indonesia. Statistik 2 minggu terakhir menyebut tingkat kesembuhan hampir 87 persen, sedangkan tingkat kematian hanya 1 persen.

"Artinya juga Grafik kesembuhan kami di Bali posisinya masuk fase recovery, dimana jauh lebih banyak yang sembuh," tuturnya.

Sementara itu, Ketua umum PHRI Pusat Hariyadi Sukamdani menyebut momen saat ini adalah dimulainya kampanye traveling sehat guna mendukung dibukanya pariwisata Bali.

"Kampanye ini kita lakukan pertama kali di Bali. Namun ini juga hendaknya tidak pada wacana mengajak masyarakat secara masif untuk mulai bepergian. Tapi, pada wacana sebagai traveling sehat, sesuai protokol kesehatan sebagai produk yang akan dijual," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya