Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Aryo Irhamna mendorong pemerintah untuk lebih serius terhadap penanganan pandemi Covid-19 pada agenda fiskal di 2021. Dia memandang, selama ini pemerintah belum terlihat apalagi jumlah kasus positif sampai dengan hari ini masih tinggi.
"Untuk agenda fiskal 2021 menurut saya pemerintah harus fokus pada penanganan Covid-19. Fokus itu apa, yaitu mengurangi penyebaran Covid-19 dan pemulihan masyarakat yang sudah terinfeksi," kata dia dalam diskusi, di Jakarta, Kamis (3/9).
Baca Juga
Dia mengatakan dalam prespektif ekonomi itu, mencegah lebih murah daripada mengobati. Misalnya saja, dia mencontohkan biaya program pencegahan masyarakat terinfeksi Covid- 19 jauh lebih murah dibandingkan mengobati berita masyarakat yang terinfeksi Covid-19.
Advertisement
"Jadi filosofi itu seharusnya pemerintah lebih fokus pada pencegahan daripada mengobati karena kapasitas pelayanan kesehatan kita juga terbatas dan juga kapasitas fiskal kita terbatas," jelas dia.
"Jadi semua ini terjadi karena Covid-19 jadi ya akar masalahnya itu Covid-19," sambung dia.
Dia menambahkan, kapasitas pelayanan kesehatan yang terbatas itu juga seharusnya yang difokuskan dalam agenda pemerintah. Kemudian stimulus juga harus diarahkan ke penanganan Covid-19.
"Misalnya stimulus UMKM pemerintah bisa memberi stimulus pada UMKM yang di sektor-sektor penanganan Covid-19 speerti pembuatan masker, APD dan lain-lain. Jadi secara umum rekomendasi saya adalah cukup ke penanganan Covid-19 bukan ke pemulihan ekonomi karena ekonomi hanya dampak, bukan akar masalahnya," tandas dia.
Ā
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pemerintah Siapkan Belanja Fiskal untuk Pengadaan Vaksin Covid-19 di 2021
Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah telah mengalokasikan belanja fiskal di 2021 untuk pengadaanĀ vaksinĀ virus corona (Covid-19).
"Pemerintah juga mengamati kemungkinan adanyaĀ vaksin. Tapi kami persiapkan, kalau implementasinya butuh waktu kami memastikan bahwa untuk tahun depan kita memiliki ruang fiskal yang cukup," kata Budi dalam sesi teleconference di Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/7/2020).
Selain belanja negara untukĀ vaksin, ia juga meyakinkan pemerintah telah menyiapkan ruang fiskal yang memadai untuk penyaluran stimulus dalam penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional pada RAPBN 2021.
Adapun pemerintah pada tahun ini telah menyediakan anggaran Rp 695,2 triliun untuk penanganan Covid-19. Namun, Budi mengingatkan, uang negara berjumlah besar tersebut kini belum terpakai semua.
"Jadi kita masih punya room yang cukup banyak untuk bisa memberikan stimulus fiskal, mengganjal kelambatan ekonomi, karena memang tidak adanya kontak fisik akibat pandemi ini," ujar dia.
Advertisement