Pengerjaan Proyek Tanggul Pencegah Banjir Bandang Luwu Utara Capai 64 Persen

Lumpur dari permukiman dikumpulkan dan dimasukkan ke geobag untuk dimanfaatkan menjadi tanggul sementara di bantaran tiga sungai di Luwu Utara.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Sep 2020, 10:30 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2020, 10:30 WIB
Kementerian PUPR bersama Pemkab Luwu Utara melakukan pendataan rumah masyarakat yang rusak terdampak banjir bandang di wilayah tersebut. (Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR bersama Pemkab Luwu Utara melakukan pendataan rumah masyarakat yang rusak terdampak banjir bandang di wilayah tersebut. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan penanganan pasca banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan yang terjadi pada Senin 13 Juli 2020. Banjir tersebut terjadi akibat luapan air Sungai Masamba, Sungai Radda (anak Sungai Masamba), dan Sungai Rongkong.

Sejak masa tanggap darurat, Kementerian PUPR masih mengoperasikan 30 unit excavator, 4 unit dozer, 29 unit dump truck, dan 22 unit pompa air alkon ke 6 kecamatan terdampak. Keenam kecamatan tersebut adalah Masamba, Sabbang, Baebunta, Malangke Barat, Malangke, serta di Desa Radda yang kondisinya paling parah akibat banjir bandang.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah menginstruksikan agar lumpur pasir yang dibersihkan dari permukiman dikumpulkan dan dimasukkan ke geobag untuk dimanfaatkan menjadi tanggul sementara di bantaran tiga sungai di Luwu Utara. Arahan tersebut diberikan agar tidak terjadi luapan material dari sungai-sungai tersebut saat terjadi hujan di hulu.

"Untuk penanganan permanen nantinya dilakukan normalisasi sungai dengan pengerukan, perbaikan alur sungai dan pembuatan tanggul sungai dengan struktur permanen," kata Basuki dalam keterangan tertulis, Selasa (8/9/2020).

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Adenan Rasyid mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengerjakan tanggul sementara pada Sungai Masamba sepanjang 3.350 meter. Kemudian juga di Sungai Radda sepanjang 2.000 meter, Sungai Rongkong sepanjang 1.218 meter, dan pembangunan intake dan jaringan air baku Maipi.

Saat ini, progres pekerjaan pembangunan tanggul sementara di Luwu Utara telah mencapai 64,83 persen.

Pekerjaan tanggul sementara di Sungai Radda mencakup pembuatan geotextile atau tanggul di kiri maupun kanan, dan Rip-Rap aliran sungai telah dimulai sejak 30 Juli 2020. Tercatat hingga 5 September 2020 pekerjaan tersebut sudah tertangani sepanjang 1.021 meter.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Sungai Masamba dan Sungai Rongkong

Kementerian PUPR bersama Pemkab Luwu Utara melakukan pendataan rumah masyarakat yang rusak terdampak banjir bandang di wilayah tersebut. (Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR bersama Pemkab Luwu Utara melakukan pendataan rumah masyarakat yang rusak terdampak banjir bandang di wilayah tersebut. (Dok Kementerian PUPR)

Untuk di Sungai Masamba, pekerjaan tanggul sementara dan pembuatan geotextile pada kiri (1.800 m) dan kanan (1.550 m) aliran sungai sudah terpasang seluruhnya sepanjang 3.335 meter. Sebanyak 6 unit excavator, 1 unit bulldozer, 5 unit dump truck untuk penggalian sedimen di Sungai Masamba.

Selanjutnya, untuk pekerjaan tanggul sementara di Sungai Rongkong dan pembuatan Geotextile/tanggul pada kiri (168 m) dan kanan (1.050 m) aliran sungai telah dilaksanakan sepanjang 1.435 meter dari rencana 1.218 meter. Total sebanyak 8 unit excavator dan 3 unit bulldozer dikerahkan untuk penggalian sedimen Sungai Rongkong, dan 2 unit excavator untuk pemasangan geotextile.

Selain itu dilakukan pekerjaan pembuatan Intake dan Jaringan Air Baku Maipi berupa broncaptering, pengadaan pipa GIP 300 mm sepanjang 2.159 meter (360 batang pipa), pemasangan pipa GIP 300 mm sepanjang 2.159 meter (360 batang pipa), dan pembuatan 2 buah jembatan pelintas.

Dalam penanganan darurat, Kementerian PUPR juga didukung oleh PT Brantas Abipraya dan PT Hutama Karya yang tengah melaksanakan pembangunan Daerah Irigasi Baliase di dekat lokasi bencana sehingga memudahkan memobilisasi alat berat dan personel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya