Meski Resesi, Gubernur BI Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 6 Persen di 2025

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengaku optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan akan lebih baik pasca pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2020, 15:10 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2020, 15:10 WIB
BI Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan di 5 Persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengaku optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan akan lebih baik pasca pandemi Covid-19. Perbaikan ekonomi, bahkan sudah terjadi di kuartal III-2020.

Di mana pada kuartal ke II-2020 pertumbuhan ekonomi nasional terkontraksi minus 5,32 persen. Kemudian di kuartal III-2020 ekonomi menunjukan perbaikan yakni tumbuh di minus 3,49 persen.

"Insya Allah kuartal IV positif. Tahun depan 5 persen dan 5 tahun ke depan 6 persen," kata dia dalam acara Indonesia Fintech Summit, secara virtual di Jakarta, Rabu (11/11/2020).

Perbaikan ekonomi tersebut, menunjukan bahwasanya kue ekonomi keseluruhan meningkat. Ditambah lagi koordinasi kebijakan antara pemerintah dan bank sentral serta Otoritas Jasa Keuangan semakin erat dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.

"Moneter fiskal SSK reformasi struktural akan mendukung gimana pertumbuhan ekonomi kita sehingga keseluruhan ekonomi akan baik," katanya.

Bank Indonesia juga telah mengarahkan semua kebijakan untuk mendukung stabilitas mendorong pertumbuhan ekonomi. Berbagai upaya dilakukan. Lewat penurunan suku bunga, stabilitas nilai tukar rupiah, dan berbagai kebijakan termasuk pendalaman pasar keuangan dan digital.

Dwi Aditya Putra

Journalist at Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kuartal III 2020 Jadi Titik Balik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2020 Minus 5,32 Persen
Anak-anak bermain di bantaran Kanal Banjir Barat dengan latar belakang gedung pencakar langit di Jakarta, Kamis (6/8/2020). Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II/2020 minus 5,32 persen akibat perlambatan sejak adanya pandemi COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga menjadi titik pembalikan pertumbuhan ekonomi yang merosot akibat pandemi Covid-19.

Saat ini permintaan produk, tingkat konsumsi masyarakat, ekspor produk hingga investasi menunjukkan perbaikan.

"Kuartal III ini menunjukkan agregat demand pemulilan, konsumsi, investasi ke arah pembalikan, ekspor juga," kata Sri Mulyani saat menyampaikan Keynote Speaker dalam Webinar CNBC TV dan OJK, Jakarta, Selasa (10/11/2020).

Hanya saja diakui Sri Mulyani sektor impor masih belum menunjukkan perbaikan. Sektor ini masih perlu didorong karena kondisi perekonomian dunia masih dalam tahap pemulihan.

Meski begitu, pembalikan arah pertumbuhan ekonomi terus semakin nyata seiring dengan ditemukannya vaksin Covid-19. Sektor produksi juga mulai mengalami pembalikan arah. Dari 17 sektor produksi, sudah 12 sektor produksi mengalami perbaikan. Bahkan tiga diantaranya tetap tumbuh positif di masa pandemi ini.

"Tiga 3 sektor masih positif bahkan dalam situasi Covid-19 yakni pertanian, informasi dan komunikasi dan jasa keuangan," kata dia

Sementara itu, sektor lain terdampak yang sangat dalam sudah mulai menunjukkan pemulihan. Semisal industri pengolahan, perdagangan, transportasi, konstruksi dan akomodasi yang masih negatif tetapi mengalami pembalikan arah yang cukup solid.

Dari kondisi ini, Sri Mulyani menilai pertumbuhan ekonomi tahun 2020 tetap dalam proyeksi yang sama. Tumbuh minus 0,6 persen hingga minus 1,7. Berbagai instansi lain memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh minus 1 persen sampai minus 1,5 persen.

Dia mengatakan, tahun 2021, pertumbuhan ekonomi akan mulai di kuartal II dan III. Sehingga pada 2021, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5 persen.

"Tahun depan pemulihan diharapkan berjalan di kuartal II dan III menyumbang pertumbuhan ekonomi yang diharap minimal 5 persen," kata dia.

Mobilitas masyarakat yang mulai membaik ini diharapkan terjaga. Sebab kepercayaan menjadi elemen paling penting dan bisa diperoleh jika menerapkan disiplin kesehatan dan melakukan kegiatan ekonomi dengan tidak menimbulkan penyebaran covid-19 yang makin meluas.

Bila disiplin kesehatan bisa teratasi, maka penyebaran virus dan perekonomian kembali pulih. Dia menambahkan, saat ini indeks PMI juga telah memasuki tahapan pembalikan meskipun kondisi ini terus harus tetap dicermati. Tren yang sama ini juga terjadi di berbagai negara.

Untuk itu kebijakan ekonomi nasional akan tetap terus dijaga. Pada tahun 2021, pemerintah akan tetap fokus menangani pemulihan ekonomi dengan terus melihat masalah fundamentalnya.Sri Mulyani mengatakan APBN akan mencari keseimbangan dalam menjaga kesehatan.

Terpenting, tahun depan pemerintah masih harus menghadapi tantangan Covid-19 untuk penganggaran dari vaksinasi. Termasuk terus melihat masalah fundamental yang menghalangi ekonomi Indonesia untuk tumbuh kompetitif, produktif, informatif. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya