Muhammadiyah Minta Bank Syariah Indonesia Fokus ke UMKM

PP Muhammadiyah meminta agar Bank Syariah Indonesia (BSI) memiliki kebijakan khusus yang bersifat imperatif bagi UMKM

oleh Athika Rahma diperbarui 23 Des 2020, 11:15 WIB
Diterbitkan 23 Des 2020, 11:15 WIB
Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PP Muhammadiyah meminta agar Bank Syariah Indonesia (BSI) memiliki kebijakan khusus yang bersifat imperatif bagi UMKM.

Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto mengatakan, BSI sesuai wataknya sebagai bank syariah sangat tepat apabila mendeklarasikan diri sebagai bank yang fokus kepada UMKM untuk percepatan perwujudan keadilan sosial dan ekonomi secara lebih progresif di negeri ini.

"BSI yang berlabelkan syariah secara khusus penting menaruh perhatian, pemihakan, dan kebijakan imperatif pada program penguatan dan pemberdayaan ekonomi umat Islam yang sampai saat ini masih lemah secara ekonomi," kata Agung dikutip dari pernyataan resmi, Rabu (23/12/2020).

Muhammadiyah menilai, minimal 60 persen pembiayaan BSI dan perbankan lainnya ditujukan untuk UMKM sebagai bentuk akselerasi pemberdayaan, penguatan, dan pemihakan yang tersistem kepada UMKM dan kepentingan mayoritas masyarakat kecil.

"Kinerja dan keberhasilan BSI hendaknya tidak dinilai dari laba, tetapi sejauh mana membantu menciptakan lapangan kerja dan tujuan sosial meningkatkan taraf hidup rakyat banyak," katanya.

Jika diterapkan, kebijakan tersebut dapat mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi sekaligus terwujudnya pasal 33 UUD 1945 dan sila kelima Pancasila. Bila kesenjangan sosial dan ekonomi dibiarkan akan merusak kebersamaan dan persatuan Indonesia.

"Bank Syariah Indonesia dan perbankan pada umumnya tidak menjadi lembaga yang memberi kemudahan dan dimanfaatkan oleh kelompok yang memiliki akses kuat secara ekonomi, politik, dan sosial manapun," katanya.

Kebijakan khusus tersebut, lanjut Agung, juga merupakan sebagai perwujudan dari keadilan distributif dalam bingkai aktualisasi persatuan Indonesia.

"Bila umat Islam kuat, maka bangsa Indonesia pun akan menjadi kuat dan maju," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Punya Modal Besar, Bank Syariah Indonesia Diharap Percepat Pemulihan Ekonomi

Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Rupiah dibuka di angka 13.355 per dolar AS, melemah tipis dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.341 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily mendukung penuh hadirnya Bank Syariah Indonesia untuk memperkuat industri perbankan syariah Indonesia.

Menurut Ace, penggabungan ketiga bank ini diharapkan dapat memperkuat perekonomian nasional. Politikus Golkar ini menyebut peran dan kontribusi PT Bank Syariah Indonesia Tbk., sangat ditunggu, apalagi dalam upaya melakukan pemulihan ekonomi pasca pandemi.

"Sudah saatnya potensi ekonomi umat Islam disatukan dalam satu kekuatan ekonomi agar kita dapat segera memulihkan perekonomian di saat pandemi dan pasca-pandemi," ujar Ace dalam keterangannya, Senin (21/12/2020).

Ace menilai, langkah merger bank-bank syariah yang bernaung dalam Bank Himbara dengan membentuk Bank Syariah Indonesia merupakan langkah yang tepat. Menurutnya, merger bank Himbara Syariah ke dalam satu bank syariah akan membuat Bank Syariah Indonesia menjadi bank syariah terbesar di Indonesia.

Nantinya, Bank Syariah Indonesia akan mampu memiliki jangkauan pasar yang lebih besar kepada masyarakat Indonesia. Luasnya daya jangkau bank ini akan membantu upaya pemerintah menaikkan tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat, khususnya dalam hal keuangan syariah.

"Merger ini menjadikan Bank Syariah Indonesia ini akan menjadi bank syariah yang terbesar di Indonesia, disertai dengan modal yang besar pula, memiliki jangkauan pasar yang lebih besar kepada masyarakat muslim Indonesia, sehingga diharapkan dapat melayani gairah masyarakat muslim Indonesia untuk mempercayakan layanan perbankannya ke Bank Syariah Indonesia," ujar Ace.

Layanan perbankan syariah dengan cakupan modal besar dan sasaran yang lebih merata, lanjut Ace, diharap juga diikuti dengan langkah mobilisasi dan investasi tabungan untuk pembangunan perekonomian dengan cara yang adil. Apabila hal tersebut terjadi, keuntungan yang adil dapat dijamin bagi semua pihak.

Menurut Ace, mobilisasi investasi syariah yang adil merupakan hal penting karena Islam secara tegas melarang penimbunan tabungan, dan menganjurkan penggunaan sumber dana secara produktif dalam rangka mencapai tujuan sosial-ekonomi Islam.

"Dalam hal ini, bank syariah melakukannya tidak dengan prinsip bunga (riba), melainkan dengan prinsip-prinsip yang sesuai dengan syariat Islam, terutama mudharabah (bagi hasil) dan wadiah (titipan)," kata Ace.

Ace menambahkan, keberadaan Bank Syariah Indonesia tentu juga harus diiringi dengan layanan yang lebih merata dan memanfaatkan IT atau teknologi digital. Sehingga, hal ini akan mempermudah Bank Syariah Indonesia dalam memberikan layanan kepada masyarakat.

"Bank Syariah Indonesia harus menjadi pioneer terdepan dalam menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam memobilisasi investasi keuangan, serta berkontribusi membangun bangsa Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim," tandas Ace.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya