China Laporkan Pertumbuhan Ekonomi Capai 2,3 Persen di 2020

Para ekonom memperkirakan China menjadi satu-satunya ekonomi besar yang ekonominya tumbuh pada tahun lalu.

oleh Athika Rahma diperbarui 18 Jan 2021, 13:07 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2021, 13:07 WIB
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Liputan6.com, Jakarta China melaporkan Produk domestik bruto (PDB) negaranya naik 2,3 persen pada 2020. Capaian pertumbuhan ekonomi ini di tengah upaya pemerintah menahan penyebaran pandemi virus Corona Covid-19.

Adapun PDB kuartal keempat tahun lalu tumbuh 6,5 persen, data resmi dari Biro Statistik Nasional China.

Meski demikian, konsumen China diketahui tetap enggan berbelanja. Itu karena penjualan ritel terkontraksi 3,9 persen pada tahun ini. Adapun penjualan ritel untuk kuartal keempat naik 4,6 persen dari tahun lalu.

Biro statistik China juga melaporkan jika penjualan online barang-barang konsumen melesat naik mencapai 14,8 persen pada tahun lalu. Tetapi proporsi penjualan ritel secara keseluruhan cukup stabil.

Para ekonom memperkirakan China menjadi satu-satunya ekonomi besar yang ekonominya tumbuh pada tahun lalu. Prediksinya, PDB meningkat lebih dari 2 persen.

 

Saksikan Video Ini

Sempat Terkontraksi

Bendera China
Ilustrasi (iStock)

Covid-19 pertama kali muncul di kota Wuhan di Tiongkok pada akhir 2019. Dalam upaya mengendalikan virus, otoritas Tiongkok menutup lebih dari separuh negara, dan ekonomi berkontraksi sebesar 6,8 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2020.

Namun, ekonomi China kembali tumbuh pada kuartal kedua. Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan PDB akan meningkat 6,1 persen pada kuartal keempat, lebih cepat dari kuartal sebelumnya sebesar laju 4,9 persen.

Pada akhir Desember, Biro Statistik Nasional menurunkan tingkat pertumbuhan resmi China untuk 2019 menjadi 6 persen, dibandingkan yang dilaporkan sebelumnya 6,1 persen.

Pemangkasan terutama terjadi di bidang manufaktur, karena pabrik-pabrik bermasalah dengan tarif baru yang diterapkan AS atas barang-barang China senilai miliaran dolar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya