Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak di kisaran 14.000 per dolar AS pada perdagangan Selasa ini. Minat pelaku pasar terhadap aset berisiko kembali menguat.
Mengutip Bloomberg, Selasa (9/2/2021), rupiah dibuka di angka 14.007 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya. Namun menjelang siang, rupiah kembali menguat ke 14.000 per dolar AS.
Baca Juga
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.995 per dolar AS hingga 14.007 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 0,35 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatokn di angka 14.000 per dolar AS, tak berubah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi kembali menguat menembus level psikologis 14.000 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan, rupiah kemungkinan masih bisa menguat hari ini terhadap dolar AS.
"Minat pasar terhadap aset berisiko terlihat masih tinggi dengan menguatnya indeks-indeks saham global kemarin. Indeks saham AS mencetak rekor tertinggi baru kemarin," ujar Ariston dikutip dari Antara.
Ariston menuturkan penguatan tersebut dipicu oleh optimisme perilisan stimulus fiskal besar AS senilai USD 1,9 triliun. Proposal stimulus sudah disetujui DPR AS dan tinggal mendapatkan persetujuan dari Senat.
Menurut Ariston, proposal stimulus akan dengan mudah mendapatkan persetujuan Senat AS karena Partai Demokrat yang merupakan partai pemerintah, memegang mayoritas suara di Senat AS.
"Ekspektasi terhadap pemulihan ekonomi di AS pun meningkat," katanya.
Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran 13.950 per dolar AS hingga 14.030 per dolar AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Stabilkan Rupiah, BI Ubah Mekanisme JISDOR Mulai 5 April 2021
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) akan mengubah beberapa mekanisme kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) mulai 5 April 2021. Perubahan ini dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Donny Hutabarat mengatakan, keputusan bank sentral untuk memperkuat mekanisme JISDOR ini telah disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada 21 Januari 2021 silam.
"Kebijakan tersebut adalah melakukan penguatan JISDOR guna tingkatkan kredibilitas pasar valas, domestik, dan memenuhi stabilitas nilai tukar rupiah," kata Donny dalam sesi teleconference, Rabu (3/2/2021).
Dalam perubahan ini, ia menerangkan, penyesuaian waktu pengumpulan data transaksi pembentuk JISDOR akan diperpanjang, dari semula pukul 08.00-09.45 WIB menjadi 08.00-16.00 WIB.
"Penguatan Jisdor ini dilakukan melalui penyesuaian waktu pengumpulan data transaksi pembentuk JISDOR, sehingga JISDOR mencerminkan transaksi spot yang terjadi sepanjang hari," ungkap Donny.
Kemudian waktu penerbitan JISDOR pun akan bergeser, dari semula pukul 10.00 WIB menjadi 16.15 WIB.
Donny mengutarakan, Bank Indonesia akan mulai mengimplementasikan perubahan mekanisme ini per 5 April 2021 mendatang. Sehingga ada waktu cukup bagi pelaku pasar untuk menyesuaikan dengan penguatan JISDOR ini.
"JISDORÂ yg seperti sekarang masih diterbitkan jam 9-10, itu terakhir akan 1 April, kemudian nanti tanggal 5 (April) ada yang baru," ujar Donny.
Advertisement