OJK Catat Jumlah Investor Keuangan RI Capai 4,5 Juta

Pandemi Covid-19 menjadikan jumlah investor mengalami peningkatan drastis

oleh Tira Santia diperbarui 09 Apr 2021, 12:51 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2021, 12:46 WIB
20151104-OJK
Tulisan OJK terpampang di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Bali Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah Single Investor ID (SID) hingga akhir Februari 2021 telah mencapai 4,5 juta lebih. Hal itu didukung dengan adanya pandemi covid-19 yang membuat kalangan masyarakat semakin aktif untuk berinvestasi di sektor saham.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Yunita Linda Sari mengatakan, optimisme Pasar Modal Indonesia adalah peningkatan yang sangat-sangat signifikan dari angka investor domestik terutama untuk ritel domestik.

"Jadi, selama pandemi ini total SID itu naiknya sangat lumayan signifikan kalau dilihat dari data yang ada itu sampai Februari 2021 sudah ada 4.515.103 SID. Jadi, SID ini satu orang bisa investasi di saham langsung, SBN, reksa dana karena satu SID berlaku bagi semua investor yang berinvestasi di beberapa produk," kata Yunita dalam pelatihan dan Media Gathering di Bali, Jumat (9/4/2021).

Secara rinci Yunita menjabarkan, berdasarkan gender,  bisa dilihat mayoritas investor di Indonesia masih laki-laki 62,02 persen dengan aset sebesar  Rp 578,32 triliun, sedangkan untuk  perempuannya berjumlah 37,98 persen dengan aset Rp 202,64 triliun.

"Yang agak mengejutkan buat saya itu dari sisi pendidikan, ternyata pendidikan tidak menjadi faktor orang untuk berinvestasi di pasar modal karena dari presentase itu 50,42 persen pendidikannya SMA," katanya.

Sebagai informasi, berdasarkan data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat pertumbuhan investor pada tahun 2020 jumlah SID mencapai hampir 4 juta. Hingga Februari 2021 ini ada penambahan sekitar 500 ribu orang lebih menjadi 4,5 juta investor.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Didominasi Generasi Milenial

forex
Bagaimana perusahaan trading Forex menyasar milenial untuk mendorong mereka berinvestasi? | pexels.com/@n-voitkevich

Adapun peningkatan tersebut terutama untuk generasi milenial dikarenakan faktor teknologi dan aplikasi semakin mudah, dan banyaknya waktu luang yang bisa dimanfaatkan.

Apalagi seiring ada pandemi COVID-19 membuat aktivitas lebih banyak di rumah. Ketika sebelum ada pandemi COVID-19 bisa menghabiskan waktu di jalan, dan sekarang kondisi berbeda dengan ada kebijakan melakukan aktivitas dari rumah saja.

Selain itu juga didukung dengan adanya kebijakan suku bunga rendah. Hal itu tercermin dari kebijakan yang telah dilakukan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan menjadi 3,5 persen pada 18 Februari 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya