Lelang 7 Seri SUN Serap Rp 24,22 Triliun

Pemerintah menyerap dana sebesar Rp24,22 triliun dari lelang tujuh seri surat utang negara (SUN) di pasar perdana.

oleh Andina Librianty diperbarui 13 Apr 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2021, 20:00 WIB
FOTO: Uang Beredar pada November 2020 Capai Rp 6.817,5 Triliun
Petugas menata tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Realisasi M2 relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,5 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyerap dana sebesar Rp24,22 triliun dari lelang tujuh seri surat utang negara (SUN) di pasar perdana dengan penawaran masuk mencapai Rp42,97 triliun.

Dikutip dari Antara, Selasa (13/4/2021), keterangan pers Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Jakarta, Selasa, menyatakan realisasi lelang ini di bawah target indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp30 triliun.

Untuk seri SPN03210714, jumlah nominal yang dimenangkan sama dengan penawaran masuk mencapai Rp1,34 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,09234 persen.

Imbal hasil terendah masuk untuk seri tenor tiga bulan ini mencapai 3,05 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 3,15 persen.

Untuk seri SPN12220331, jumlah nominal yang dimenangkan sama dengan penawaran masuk mencapai Rp1,2 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,32865 persen.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri dengan tenor setahun ini mencapai 3,05 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 3,39 persen.

Untuk seri FR0086, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp4,2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,74944 persen.

Penawaran untuk obligasi negara dengan tenor lima tahun ini mencapai Rp7,67 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 5,66 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 6,15 persen.

Untuk seri FR0087, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp8,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,53998 persen.

Penawaran untuk obligasi negara dengan tenor 10 tahun ini mencapai Rp13,87 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 6,48 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,9 persen.

Untuk seri FR0088, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,50776 persen.

Penawaran untuk obligasi negara dengan tenor 15 tahun ini mencapai Rp5,24 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 6,4 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,75 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Selanjutnya

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk seri FR0083, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp6,45 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,29968 persen.

Penawaran untuk obligasi negara dengan tenor 19 tahun ini mencapai Rp9,17 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 7,24 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,55 persen.

Untuk seri FR0089, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,03 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,08745 persen.

Penawaran untuk obligasi negara dengan tenor 30 tahun ini mencapai Rp4,45 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 6,95 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,24 persen.

Dengan adanya lelang ini, maka secara keseluruhan jumlah pembiayaan negara yang berasal dari lelang SUN selama Januari-April 2021 mencapai Rp233,92 triliun.

Menurut rencana, pemerintah akan mengadakan lelang SUN tambahan (Greenshoe Option), pada Rabu (14/4), untuk lima seri SUN, yaitu FR0086, FR0087, FR0088, FR0083 dan FR0089, dengan target maksimal Rp5,77 triliun, seiring rendahnya penawaran masuk pada Selasa ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya