Besi dan Baja Jadi Primadona Ekspor Nonmigas Kuartal I 2021

Besi dan baja merupakan primadona utama ekspor non migas Indonesia pada periode Januari-Maret 2021.

oleh Tira Santia diperbarui 16 Apr 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2021, 20:00 WIB
Produk Canai Lantaian dari Besi atau Baja.
Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) melakukan inisiasi penyelidikan perpanjangan pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) atas impor Produk Canai Lantaian dari Besi atau Baja.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan besi dan baja merupakan primadona utama ekspor non migas Indonesia pada periode Januari-Maret 2021.

“Kalau kita lihat top ten daripada ekspor nonmigas kita atau setara dengan 62,33 persen daripada total ekspor, kita bisa menggaris bawahi di situ besi dan baja menjadi primadona yang utama, karena Indonesia ini sudah menjual bahan dan barang industri,” kata Mendag dalam konferensi pers tentang Kinerja Perdagangan Bulan Maret 2021, Jumat (16/4/2021).

Jika besi dan baja menjadi primadona ekspor non migas, di urutan kedua yang menjadi primadona ada minyak nabati atau CPO dimana pertumbuhannya mencapai 45,35 persen.

Hal itu terlihat dari pertumbuhannya pada Januari-Maret 2021 mencapai USD 6,96 miliar dibanding periode yang sama tahun 2020 yang hanya USD 4,79 miliar.

“Kalau kita lihat juga untuk minyak nabati atau di sini kita sebutkan secara sederhana adalah CPO pertumbuhannya nomor dua yaitu 45,35 persen. Jadi kalau kita lihat pertumbuhannya dari USD 4,79 miliar pada tahun 2020 menjadi USD 6,96 miliar di bulan Januari-Maret di tahun 2021,” katanya.

Kemudian yang lainnya ada kendaraan otomotif dan bagiannya. Sektor ini pada Januari-Maret 2021 tumbuh 15,48 persen.  Dengan demikian Mendag menyebut, besi dan baja, CPO, dan kendaraan merupakan ketiga barang yang mendominasi pertumbuhan industri ekspor nonmigas Indonesia.

“Jadi ketiga barang ini mendominasi daripada pertumbuhan industri ekspor nonmigas kita dan saya juga ingin melihat daripada mesin dan peralatan elektrik pertumbuhannya juga tinggi yaitu 17,89 persen dari USD 2,67 miliar Januari-Maret 2021 berbanding  dengan USD 2,27 miliar pada Januari-Maret 2020,” ungkapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Produk Kimia

Zat kimia pil dalam olah raga
Ilustrasi zat kimia yang membantu metabolisme pada tikus-tikus percobaan. (Sumber Salk Institute)

Selain itu, berbagai produk kimia juga menjadi primadona ekspor non migas lainnya. Dimana tumbuhnya tinggi sekali menjadi 58,26 persen pada Januari-Maret 2021 dibanding Januari-Maret 2020 yang besarnya hanya 0,88 persen.

“Jadi ini adalah bagian yang menurut hemat saya sangat penting dan mudah-mudahan ini menjadi tulang punggung daripada ekspor kita di masa-masa yang akan datang,” ujarnya.

Disamping itu, selain barang ekspor non migas yang telah disebutkan diatas, sisanya yang menjadi primadona ekspor non migas periode Januari-Maret 2021 yakni  bahan bakar mineral, karet dan barang dari karet, mesin dan peralatan mekanis, alas kaki, dan logam mulia seperti perhiasan/permata.

“Top 10 daripada ekspor barang kita ini menunjukkan disitu bahwa sebenarnya barang-barang industri sudah mulai menjadi pilar utama daripada ekspor non migas kita,” pungkasnya.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya