Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki cadangan gas metan hidrat sebanyak 840 ribu kubik yang tersebar di sejumlah perairan nusantara. Sumber energi non konvensional ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan minyak dan batubara.
Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB, Doddy Abdassah menilai gas hidrat dapat dimanfaatkan sebagai medium transportasi gas.
Baca Juga
"Gas hidrat juga bisa dipakai sebagai medium transportasi gas," kata Abdassah dalam Webinar Legal and Policy Framework For the Development of Offshore Methane Hydrate as the Indonesia's Future Transitional Clean Energy, Jakarta, Selasa (8/6).
Advertisement
Abdassah menjelaskan gas hidrat memiliki rasio gas terhadap padatan yang cukup tinggi, yakni sekitar 150-180 Sm3 gas / 1 meter kubik hidrat. Kepadatan ini lebih tinggi dibandingkan dengan LNG yang bisa mengerutkan gas sampai 600 kali lebih kecil pada suhu -160 derajat celcius.
Untuk itu, gas hidrat yang diolah bisa menjadi salah satu alternatif sumber energi baru fosil yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, bila dibandingkan dengan LNG, gas hidrat memiliki produksi yang lebih rendah 36 persen, transportasi yang lebih rendah 25 persen dan regasifikasi yang lebih tinggi 9 persen.
"Jadi ini juga bisa digunakan sebagaui medium untuk transportasikan gas saat ini," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penggunaan di Jepang
Dia menambahkan di Jepang, gas hidrat sudah digunakan untuk menjadi bahan baku gas untuk transportasi. Gas hidrat yang dijadikan sebagai bahan bakar kendaraan memiliki kemampuan yang bersaing, yakni 1.000 sampai 6.000 meter pada saat digunakan.
"Jadi gas hidrat ini juga bisa digunakan untuk bahan baku gas transportasi," sambungnya.
Sebagai informasi, gas hidrat merupakan zat kristal yang dikenal sebagai senyawa inklusi. Gas hidrat ini berupa molekul gas terperangkap di dalam struktur padatan yang disusun oleh molekul air.
Gas ini merupakan sumber daya hidrokarbon terbesar di bumi, karena 53 persen dari distribusi karbon organik di bumi terakumulasi sebagai gas hidrat. Dua area diketahui menjadi tempat akumulasi gas hidrat, yaitu area permafrost di sekitar Kutub Utara dan sea beds di laut dalam.
Gas hidrat dianggap sebagai salah satu sumber daya paling potensial untuk kebutuhan energi masa depan karena volumenya yang luar biasa besar. Meski sumber daya dan jumlahnya melimpah, pemanfaatan gas hidrat saat ini masih jauh dari yang diharapkan. Belum ada metode dan teknologi produksi yang berhasil dikembangkan secara mapan hingga saat ini.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement