Lewat Klaster Pangan, BUMN Bisa Bantu Ekspor Komoditas Unggulan Daerah

BUMN yang ada di klaster pangan bisa jadi pendorong ekspor komoditi unggulan daerah.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Sep 2021, 20:35 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2021, 20:35 WIB
PPI melakukan pelepasan ekspor kopi ke Mesir sebanyak 100 ton.
PPI melakukan pelepasan ekspor kopi ke Mesir sebanyak 100 ton.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Komersial PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) Frans M. Tambunan, beserta rombongan, melakukan kunjungan ke Kantor PPI Cabang Malang guna melihat lokasi gudang produk farmasi-alkes, pupuk, serta pestisida, pada.

Branch Manager Cabang Malang, Nur Mahmudi beserta tim menyambut langsung rombongan dan kemudian melakukan sharing dan diskusi mengenai strategi peningkatan penjualan untuk memperkuat perdagangan ritel sebagai persiapan hilir sektor perdagangan dan logistik BUMN Klaster Pangan.

“Kami PPI cabang Malang siap berkontribusi dalam klaster pangan, meningkatkan potensi retail dan hilir dengan penerapan tata kelola yang baik," kata Mahmudi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (27/9/2021).

“Kita harus saling menjalin kerja sama dengan BUMN yang ada di klaster pangan. Ke depan, kita juga harus bisa ekspor komoditi unggulan daerah,” ujar Frans.

PPI cabang Malang yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani Utara No.2 Malang, merupakan salah satu cabang yang mendistribusikan dengan baik produk pupuk subsidi dan nonsubsidi serta produk pestisida.

Kedepan dengan penggabungan BGR ke dalam PPI, bisnis trading yang dijalankan ditunjang dengan kekuatan logistic yang prima sehingga diharapkan dapat mengenerate peningkatan bisnis PPI wilayah Jawa Timur dan seluruh cabang Indonesia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

BUMN Klaster Pangan Kejar Target Indonesia Bergizi Lewat Produk Olahan

Warga Jakarta Serbu Oprasai Pasar Daging Murah
Warga tengah membeli daging murah di Jakarta, Minggu (21/2). Kementerian Pertanian (Kementan) bersama PT Berdikari (Persero) menggelar operasi pasar dengan penjualan paket daging sapi lokal terjangkau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Berdikari telah resmi meluncurkan dua produk baru, diantaranya BeBest dan Gerai Daging Berdikari. Hal tersebut sejalan dengan upaya BUMN Klaster Pangan untuk mencapai target Indonesia bergizi melalui suplai produk olahan berkualitas.

Direktur Utama Berdikari Harry Warganegara menyampaikan, ia memanfaatkan momen ulang tahun ke 55 Berdikari sebagai ajang peluncuran produk baru ini.

“Berdikari sebagai BUMN, hadir untuk mewujudkan Indonesia Bergizi. Oleh karena itu, kami memilih puncak rangkaian kegiatan ulang tahun ke 55 dengan memperkenalkan BeBest dan Gerai Daging Berdikari,” katanya.

Harry menyatakan bahwa terjun ke segmen ritel melanjutkan langkah Berdikari untuk menjadi BUMN yang tidak hanya sekedar hadir bagi masyarakat, tetapi mampu memberikan kontribusi berharga bagi pemerintah.

Berdikari meyakini, dengan sinergi yang kuat, BUMN Klaster Pangan dapat bersama mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT RNI berharap kegiatan peluncuran produk dan outlet distribusi semakin memperkuat peran Berdikari sebagai penyedia pangan protein hewani kebanggaan Indonesia serta BUMN Klaster Pangan sebagai penyedia kebutuhan pangan yang inovatif.

“Hari ini sektor Peternakan, melalui pengembangan produk retail BeBest setelah sebelumnya dari Sektor pertanian kami hadirkan beras Rania.” Jelas Arief.

Ketua BUMN Klaster Pangan itu juga menambahkan bahwa dengan persiapan menuju Holding BUMN Pangan, RNI telah mempersiapkan inovasi beberapa produk retail pangan untuk kebutuhan pangan pokok masyarakat.

Hal ini menurutnya sejalan dengan tujuan dari pengholdingan bumn pangan yakni sejalan dengan visi misi Pemerintah dalam transformasi sektor pangan.

Kemudian, itu diharapkan mampu meningkatkan inklusivitas dan kesejahteraan Petani, Nelayan, atau Peternak yang perlu ditingkatkan karena selama ini baik nilai tukar petani, nelayan maupun peternak masih relatif kecil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya