Pesawat CN 235 Pakai B30, Menko Airlangga: Devisa Kita Makin Hemat

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan kebijakan B30 dinilai berhasil dalam menurunkan gas rumah kaca

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Okt 2021, 10:39 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2021, 10:39 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyambut baik dibukanya kampus Monash University Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyambut baik dibukanya kampus Monash University Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan kebijakan B30 dinilai berhasil dalam menurunkan gas rumah kaca. Pada tahun 2020, terjadi penurunan hingga 23,3 juta karbondioksida.

"Kebijakan B30 telah berkontribusi dalam penurunan gas rumah kaca sebesar 23,3 juta karbondioksida di tahun 2020," kata Airlangga dalam sambutannya di Seremoni Keberhasilan Uji Terbang CN 235 dengan Bioavtur, Jakarta, Rabu (6/10/2021).

Penggunaan B30 juga telah mengurangi impor solar sekaligus menghemat devisa negara dengan implementasinya hingga USD 8 miliar. Untuk itu pemerintah menargetkan penggunaan B30 mencapai 9,2 juta kilo liter agar bauran kebijakan 23 persen energi baru terbarukan bisa tercapai di tahun 2025.

"Kami terus dukung B30 yang ditargetkan 0,2 juta kilo liter dengan 23 persen bauran energi baru terbarukan di tahun 2025," kata dia.

Airlangga menjelaskan, penggunaan kelapa sawit sebagai bahan bakar dinilai lebih efektif ketimbang sumber minyak nabati yang lainnya. Untuk penggunaan 1 tn minyak kelapa sawit hanya membutuhkan 0,3 hektar lahan. Lebih kecil ketimbang penggunaan reddit oil yang membutuhkan 1,3 hektar, sunflower oil 1,5 hektar dan soy bean oil 2,5 hektar. Terlebih Indonesia telah menguasai 55 persen pasar kebutuhan sawit dunia.

"Indonesia negara terbesar yang kuasai sawit hingga 55 persen dunia. Dibandingkan komoditas pesaing, sawit lebih efektif dengan 1 ton minyak sawit dibutuhkan 0,3 hektar lahan," tutur Airlangga.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Fase Pemulihan

Manfaatkan Tumpangsari Sawit dan Kedelai, Kabupaten Pali Swasembada Benih Kedelai
Pertanaman kedelai di lahan seluas 5,5 hektar ini dilakukan karena sawitnya sedang masa replanting (peremajaan).

Selain itu harga kelapa sawit juga masuk dalam kelompok komoditas yang setara dengan coper dan emas. Bahkan saat ini harga sawit sedang tinggi dengan USD 1.200 per ton.

Kenaikan harga ini membuat nilai tukar petani (NTP) berada di Rp 1.800- Rp 2.200 tanda buah segar (tbs). Sehingga perekonomian masyarakat di Kalimantan dan Sumatera saat ini telah mengalami pemulihan.

"Makanya perekonomian Kalimantan dan Sumatera ini sudah positif," kata dia.

Di sisi lain, sektor ini juga telah berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja. Setidaknya ada 16 juta tenaga kerja bergantung pada sektor ini. Kontribusi sawit terhadap ekspor pun mencapai 15,6 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya