Penjualan Online Sukses Selamatkan Industri dari Pandemi

Di tengah masih perlambatan penjualan domestik sebesar 7,4 persen, pemain industri mesti jeli untuk melihat celah pasar baru yang masih tumbuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2021, 14:20 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2021, 14:20 WIB
E-commerce adalah
E-commerce adalah (Image by athree23 from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Di tengah masih perlambatan penjualan domestik sebesar 7,4 persen, pemain industri mesti jeli untuk melihat celah pasar baru yang masih tumbuh. Dibutuhkan strategi inovatif yang berani untuk memanfaatkan peluang-peluang baru yang terbentuk selama masa pandemi, termasuk fokus pada inovasi produk dan penjualan digital.

Analis Ciptadana Sekuritas, Muhammad Fariz memprediksi bahwa perusahaan-perusahaan yang strateginya fokus pada penguatan e-commerce akan menuai hasil dalam beberapa tahun ke depan, salah satunya PT Unilever Indonesia Tbk, (Unilever).

"Saat ini, strategi Unilever di lini e-commerce sudah berjalan dengan growth sebesar dua kali lipat dalam kurun 2 tahun terakhir. Kontribusi pendapatan e-commerce dari total pemasukan Unilever sudah berada di rentang 4-5 persen, dalam 5 tahun mendatang seharusnya bisa hingga 10 persen” ujar Fariz dikutip Senin (25/10/2021).

Fariz menjelaskan bahwa pilihan strategi perseroan untuk memperbanyak portofolio produk juga sudah tepat, terutama di segmen premium.

Fariz menambahkan, pengaruh harga komoditas masih akan menjadi perhatian perusahaan mengingat akan berpengaruh terhadap bahan baku produk.

"Komoditas global memang tidak bisa di kontrol dan harganya naik sangat kencang. Harga bahan baku masih akan menjadi pinching factor bagi gross margin perusahaan FMCG. Jadi kunci bertahannya di efisiensi dan terus mendorong pertumbuhan pangsa pasar.”

Ditambahkan Fariz, dengan penambahan volume dan pangsa pasar maka perseroan bisa tetap profit. Tapi pada titik tertentu diprediksi akan terjadi kenaikan harga yang dibebankan ke konsumen untuk menopang kinerja positif perseoran. Diyakini bahwa tahun 2022 akan jadi tahun yang tepat untuk melakukan koreksi harga jual konsumen mengingat tahun depan kondisi pandemi sudah semakin terkendali.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Catat Laba Bersih

Unilever Bakal Hilangkan Kata Normal untuk Menyebut Tipe Rambut dan Kulit pada Kemasan
Kantor pusat Unilever Indonesia. (dok. Unilever Indonesia)

Sementara itu, Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti menjelaskan bahwa bahwa PPKM darurat pada kuartal III 2021 memberikan pengaruh yang tidak dihadapi pada kuartal sebelumnya.

Meski begitu perseroan tetap mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,4 triliun dan menjalankan berbagai upaya untuk menjaga momentum positif, termasuk sudah lima strategi prioritas untuk 2022. Memperkuat kepemimpinan di e-commerce dan perluasan portfolio menjadi bagian penting dari strategi tersebut.

Sebagai bagian dari strategi jangka panjang 2025, ada lima strategi prioritas Unilever Indonesia di tahun 2022 untuk meningkatan pertumbuhan yaitu pertama, memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi yang terdepan dan menstimulasi konsumsi konsumen;.

Kedua, memperluas dan memperkaya portfolio ke value dan premium segment. Ketiga, memperkuat kepemimpinan di channel utama (GT dan Modern Trade) dan channel masa depan (e-Commerce). Keempat, memimpin di Digital & Data Driven capabilities dan kelima, tetap menjadi yang terdepan dalam penerapan bisnis yang berkelanjutan,” ujar Ira

Ira menegaskan bahwa perseroan memilih bauran strategi yang terintegrasi dengan inovasi dan perluasan cakupan potensi konsumen di pasar digital, didukung dengan otomasi dalam sistem operasi yang berbasis data. Harapannya Unilever bisa lebih menjawab kebutuhan pasar, dan tetap kompetitif.

Selama kuartal III 2021, Unilever telah meluncurkan beberapa inovasi produk untuk memperkuat segmen premium dan value, di antaranya: Ponds Skin Cooling dengan skin cooling technology yang dapat menurunkan suhu kulit hingga 5 derajat celcius; Vaseline Hijab Bright yang diformulasikan khusus bagi perempuan yang menggunakan hijab; Molto Spray Anti Kusut yang secara instan menghilangkan kusut hanya dengan usapan tanpa menyetrika; dan Sunlight Spray Disinfectant untuk memastikan alat makan tetap higienis.

Dari sisi Unilever, Ira mengatakan bahwa pelaku usaha FMCG sangat terdampak dengan volatilitas harga komoditas yang terjadi. Namun demikian, Perseroan harus tetap menjaga daya beli masyarakat agar tetap mampu menjangkau produk yang berkualitas.

“Mempertimbangkan kondisi yang kita semua hadapi di kuartal tiga, situasi masih akan menantang karena membutuhkan waktu transisi yang tidak sebentar sebelum konsumen dapat kembali ke purchasing behaviour sebelum pandemi. Meski demikian, kami optimis bahwa dengan strategi kami, Perseroan sudah di jalur yang tepat untuk kembali menuju pertumbuhan yang konsisten dan berkelanjutan. Kami berharap bahwa situasi akan terus membaik, perekonomian Indonesia akan kembali bangkit, demikian pula halnya dengan Perseroan,” pungkas Ira.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya