Liputan6.com, Jakarta Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, Pemerintah perlu memperkuat strategi digitalisasi Industri Maritim Indonesia ke depan, agar bisa mencapai Indonesia emas di 2045.
“Saya melihat perlunya strategi memperkuat digitalisasi di industri maritime Indonesia ke depan. Hal ini sejalan dengan program Indonesia emas 2045, di mana bapak Presiden mengatakan di tahun 2045 satu abad kemerdekaan Indonesia akan menjadi tahun emas untuk Indonesia. Ini adalah visi besar Indonesia, Indonesia emas yang diwujudkan melalui industri 4.0,” kata Arsjad dalam Virtual Expo Maritime Indonesia 2021, Kamis (28/10/2021).
Baca Juga
Lebih lanjut Arsjad menyampaikan, urbanisasi yang tumbuh tinggi di seluruh Indonesia sebagian besar pertumbuhannya didukung oleh kota-kota di luar Jawa yang menyebabkan meningkatnya permintaan logistik.
Advertisement
Oleh karena itu, pertumbuhan urbanisasi ini membutuhkan logistik dan infrastruktur tambahan untuk menghubungkan antar pulau dan mendukung tren e-commerce yang terus berkembang.
Namun lambatnya proses logistik Indonesia menjadikan biaya logistik yang sangat tinggi dimana masalah biaya logistik ini bukan hanya terjadi di Indonesia melainkan secara global juga sedang menghadapi kenaikan yang sangat tinggi sekali.
“Dimana 25 persen daripada PDB dihabiskan untuk logistik, disebabkan untuk infrastruktur dan inefisiensi. Misalnya biaya pengiriman ke Surabaya lebih mahal daripada pengiriman dari Bangkok ke Jakarta,” ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
30 Persen Arus Barang Indonesia Berpusat di Jakarta
Selain itu, lambatnya proses juga menyebabkan penumpukan, karena lebih dari 30 persen arus barang Indonesia berpusat di Jakarta. Melihat hal ini, dia menilai Indonesia harus meningkatkan peralihan transportasi darat ke laut harus lebih efisien dan fleksibel.
“Indonesia harus meningkatkan peralihan transportasi darat dengan proses transportasi laut di Jawa dan Sumatera dimana seringnya keterlambatan perkapalan dan tingginya biaya, menyebabkan minimnya pengiriman laut jarak pendek,” ujarnya.
Kata Arsjad, masalah utama yang menghambat beralihnya pengiriman darat ke laut jarak pendek adalah tingginya biaya transportasi laut, lamanya waktu untuk transportasi darat ke kapal, variabilitas waktu transportasi laut yang tinggi dan kurangnya fleksibilitas pengiriman.
“Peningkatan industri logistik maritim akan membutuhkan perubahan dan peningkatan transparansi antara industri pelabuhan perkapalan dan pendukungnya yang dapat difasilitasi oleh perform multimoda digital,” pungkasnya.
Advertisement