Viral Indikasi Manipulasi Nilai CPNS, Ajang Bagi-Bagi Kursi PNS untuk Orang Dalam?

Dugaan kecurangan dalam seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2021 untuk menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi negeri ternama viral.

oleh Tira Santia diperbarui 28 Des 2021, 14:35 WIB
Diterbitkan 28 Des 2021, 14:35 WIB
Melihat Tes SKD CPNS di Jakarta
CPNS saat mengikuti SKD di Kantor BKN Pusat, Jakarta, Senin (27/1/2020). Tes SKD CPNS Tahun Anggaran 2019 diselenggarakan mulai 27 Januari hingga 28 Februari 2020 dengan jumlah peserta memenuhi syarat (MS) untuk mengikuti SKD sebanyak 3.364.868 orang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Dugaan kecurangan dalam seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2021 untuk menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi negeri ternama viral di media sosial. Hal ini diunggah oleh akun Twitter @al***n pada Minggu 26 Desember 2021.

Dikutip Liputan6.com, Selasa (28/12/2021), pemilik akun tersebut menulis, nilainya dalam tahap Seleksi Kompetensi Bidang CPNS 2021 (SKB CPNS 2021) diturunkan habis-habisan. Padahal dia sempat mengungguli nilai salah satu pesaingnya. Namun keadaan berbalik malah nilai pesaingnya berubah menjadi lebih tinggi.

Nilai saya DIJATUHKAN HABIS-HABISAN di Wawancara & Micro Teaching hingga saya dinyatakan GAGAL TMS (Tidak Memenuhi Syarat). Dan 1 kandidat bernama Santa (samaran, highlight merah) dari Jalur Umum TIBA-TIBA dimasukkan di Jalur Cum Laude di mana semula saya adalah calon tunggal,” tulis akun tersebut.

 

Perhitungan nilai SKB CPNS 2021 yang diunggap di salah satu akun twitter. (Istimewa)
Perhitungan nilai SKB CPNS 2021 yang diunggap di salah satu akun twitter. (Istimewa)

Dia menjelaskan, sebelumnya dihampir semua ujian baik Tri Dharma, Bahasa Inggris, Penalaran, Psikologi, Intelegensi, Kepribadian, dia unggul karena ujian via komputer sulit dicurangi. Namun, saat Wawancara dan Simulasi Mengajar nilainya dijatuhkan.

Setelah ia telusuri, ternyata pesaingnya ini sudah berstatus dosen di jurusan yang ia tuju. Tapi pesaingnya bukan PNS. Ia menduga, si penguji alias petinggi di Jurusan pesaingnya, sengaja me-markup nilainya setinggi mungkin untuk meloloskan jadi PNS.

Dia pun membagikan data skor SKD dan SKB CBT yang di-generate komputer secara otomatis dari output ujian peserta. Serta, data skor akhir setelah ditambah CBT Wawancara dan Micro Teaching yang diduga dimanipulasi.

Di semua bidang ujian yang menggunakan komputer, nilai peserta tersebar secara acak dan punya rentang variasi NORMAL. Sebab skornya obyektif mengukur kompetensi peserta, dan komputer mencatat apa adanya,” jelasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jadi Tumbal

Tes SKD CPNS 2021
Peserta Tes SKD CPNS 2021 Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di Secaba Rindam III Siliwangi, Bandung, Jawa Barat pada Kamis, 30 September 2021.

Pemilik akun Twitter @al***n pun membandingkan dengan distribusi nilai Wawancara & Micro Teaching ini. Menurutnya, jelas ada pemilihan dan penilaian NON-RANDOM. 6 orang diberi nilai > 90 dan 10 orang (sisanya) diberi nilai < 40, dimana ada gap score 50 poin yang menjadikan sebaran nilai ini jelas TIDAK NORMAL.

Nilai Wawancara & Micro Teaching 6 orang DIDONGKRAK >90 sementara peserta lain DIJATUHKAN <40. DAN BOOM!! Ternyata SEMUA 6 Peserta dongkrakan itu adalah Dosen Non-PNS di Jurusan yang menyeleksi. Jadi ujian mahal 6 bulan ini cuma jadi ajang bagi-bagi status PNS buat orang dalam?,” tulis dia.

Pesaing yang menggesernya berusia 34 tahun 5 bulan. Dengan gelar S2, dan kesempatannya menjadi dosen PNS akan hangus tahun depan. Pesaingnya, maju SKB di Jalur Umum yang cuma menerima 5 orang, bahkan setelah nilainya didongkrak fantastis pun, pesaingnya masih tak masuk 5 Besar.

Sampai akhirnya Jurusan mencari peluang curang di tempat lain, lalu MENUMBALKAN orang dari Jalur Cum Laude yang semula calon tunggal: Saya,” ungkapnya.

Dalam cuitan tweet-nya, @al***n menuliskan pesan, “Tulisan ini saya buat dengan itikad baik untuk melaporkan indikasi kecurangan yang saya temukan. Saya mematuhi aturan dan tidak menampilkan identitas individu atau institusi terkait. Semoga dapat diterima dengan baik,” tandasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya