Menko Luhut: Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta Turun, Jabar hingga Yogyakarta Naik

Menko Luhut meminta masyarakat untuk tidak takut berlebihan menghadapi virus Covid-19 varian Omicron yang menyebar di beberapa wilayah di Indonesia.

oleh Arief Rahman H diperbarui 14 Feb 2022, 15:32 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2022, 15:30 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam pengumuman Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Senin (23/8/2021).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam pengumuman Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Senin (23/8/2021).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan jumlah kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta mulai mengalami penurunan. Ini bisa disebut telah melewati puncak tertinggi penularannya.

Sementara itu, kata dia, peningkatan kasus justru terjadi di wilayah lain di Jawa-Bali. Seperti di Jawa Barat, Jawa Timur, hingga DI Yogyakarta.

“Tren kasus di DKI jakarta menunjukkan tanda-tanda mulai melewati puncaknya, baik kasus harian, kasus aktif, maupun rawat inap mulai menunjukkan penurunan,” katanya dalam Konferensi Pers Evaluasi PPKM, Senin (14/2/2022).

“Namun peningkatan mulai terjadi di DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat, namun itu pun masih dibawah puncak (penularan kasus varian) delta, hanya kasus jumlah rawat inap rumah sakit di Jawa-Bali sebagian besar masih jauh lebih rendah dibanding dengan varian Delta,” tambahnya.

Ia meminta masyarakat untuk tidak takut berlebihan menghadapi varian Omicron yang menyebar di beberapa wilayah ini. Ia memastikan tingkat keterisian rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) masih dalam kondisi siap dan jauh dari standar WHO.

“Tapi jangan juga berpikir pemerintah menganggap enteng, saya hanya menyampaikan data, jangan membuat kita jadi ketakutan berlebihan tapi tetap kita harus super hati-hati menghadapi perilaku Omicron ini. hari ini BOR yang dipublikasikan pemerintah sebenarnya belum cerminkan kapasitas maksimum, jika menggunakan kapasitas maksimum seperti puncak delta lalu, maka BOR jauh lebih rendah,” katanya.

Misalnya, di Jawa-Bali disediakan sebanyak 55 ribu tempat tidur untuk penanganan Covid-19. Sementara keterisiannya baru mencapai 21 ribu tempat tidur. Artinya, itu 39 persen dari kapasitas yang disediakan.

“Jika menggunakan ketersediaan tempat tidur di angka 87 ribu saat (penularan) Delta, maka BOR terisi 25 persen saja, ini jauh di bawah standar WHO sebesar 60 persen,” ungkapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tingkat Kematian

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. (Dok. Kemenko Marves)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. (Dok. Kemenko Marves)

Sementara itu, ia menuturkan tingkat kematian akibat infeksi Covid-19 varian Omicron sendiri menunjukkan angka yang lebih rendah dari akibat varian Delta.

“Tingkat kematian dan tingkat kasus harian yang sama 44 ribu kasus tingkat kematian harian pada delta lebih dari 1000 kematian perhari, dibanding 111 yang terjadi kemarin (omicron),” katanya.

“Dengan data tersebut saya minta masyarakat tak perlu khawatir berlebihan ketika kasus naik cukup tinggi atau sekitar kita mulai terinfeksi varian ini,” imbuh Luhut.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya