Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 sebesar 3,69 persen, masih lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 sebesar -2.07 persen.
Pertumbuhan ekonomi di negara mitra dagang Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan positif pada kuartal IV 2021. Tiongkok tumbuh 4 persen, Amerika Serikat tumbuh 5,5 persen, Korea Selatan tumbuh 4,1 persen, Singapura tumbuh 5,9 persen, Vietnam tumbuh 5,2 persen, HongKong tumbuh 4,8 persen, dan Uni Eropa tumbuh 4,8 persen.
Baca Juga
Hal tersebut mendukung ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 sebesar 5,2 persen YoY. Dampak dari pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 di seluruh dunia mengharuskan beberapa negara khususnya negara berkembang melakukan pengetatan fiskal yakni menaikkan suku bunga acuan.
Advertisement
Sejalan dengan negara lain Indonesia juga berpotensi menaikkan suku bunganya dalam waktu mendatang mengikuti pertumbuhan ekonomi yang mulai tumbuh dan inflasi yang diekspektasikan naik.
Berkaca dari hal tersebut, indikasi imbal hasil produk Reksa Dana PT Insight Investments Management (Insight), pada produk Reksa Dana Insight Renewable Energy Fund (I-Renewable Energy Fund) yaitu sebesar 3,5 persen p.a. (net) dari deviden bulanan dan ditambah dengan potensi dari keuntungan modal (capital gain) sebesar 2,5 persen hingga 4,5 persen p.a. (net), menjadikan produk ini unggul di tengah pasar yang bergerak fluktuatif karena gelombang ke-3 COVID-19 di Indonesia.
Dengan kondisi yang ada, Insight merekomendasikan investasi di Reksa Dana I-Renewable Energy Fund. Sebagai Reksa Dana Pendapatan Tetap, I-Renewable Energy Fund memiliki tingkat risiko konservatif menuju moderat, serta memiliki portofolio investasi yang relatif rendah yaitu berdurasi 2-3 tahun.
Dengan demikian risiko dari kenaikan suku bunga dapat ditekan. I-Renewable Energy Fund menggabungkan keunggulan dari obligasi korporasi dan Reksa Dana Pendapatan Tetap dimana ada salah satu fitur yang menarik yaitu pembagian deviden secara bulan.
Indikasi besaran dividen yang dibagikan adalah 3,5 persen p.a. (net), lebih kompetitif dibandingkan rata-rata bunga deposito Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar 3,5 persen p.a. (gross) sebelum pajak sebesar 20 persen (data per 24 Januari 2022).
“Kami juga melakukan pembagian dividen dalam periode bulanan sehingga dapat memberikancashflow rutin bagi investor,” jelas Direktur PT Insight Investments Management Ria M. Warganda dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (16/2/2022).
Selain itu data per Januari 2022, Reksa Dana I-Renewable Energy Fund telah menghasilkan keuntungan modal (capital gain) sebesar 3,5 persen p.a. (net) setelah pembagian deviden.
Capital gain ini juga lebih tinggi daripada inflasi per Januari 2022 sebesar 2,18 persen YoY. Grafik di bawah ini menunjukkan pertumbuhan aset I-Renewable Energy Fund selama 3 tahun terakhir yang telah tumbuh sebesar 26,59 persen, lebih besar jika dibandingkan dengan Infovesta Fixed Income Fund Index yang sebesar 20,32 persen (sumber Infovesta data per 2 Februari 2022).
Program CSR
Sejalan dengan prinsip yang dijalankan oleh Insight, yakni transforming investments into social impact, melalui produk Reksa Dana I-Renewable Energy Fund Insight mengajak para investor untuk berkontribusi dalam membantu Indonesia mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya di bidang energi bersih dan terbarukan melalui berbagai program CSR.
Salah satu program CSR yang diimplementasikan adalah Program Biogas Rumah (BIRU) sejak tahun 2021, hal ini memberikan dampak positif karena dinilai sangat membantu mengatasi persoalan limbah ternak, kebersihan lingkungan, energi, dan ketersediaan pupuk.
Program CSR di atas terselenggara berkat kerjasama Insight dengan Yayasan Rumah Energi (YRE) khususnya di Desa Bilebante, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, yang dipilih menjadi lokasi tempat pembangunan 10 (sepuluh) unit reaktor biogas dengan model konstruksi polyetilena (PE) atau biasa dikenal dengan Biogas Mini Rumahan (BioMiRu).
Kerja sama ini mendapatkan respon yang sangat positif dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) & Pertambangan, serta Dinas Lingkungan Hidup & Kehutanan (DLHK) Provinsi Nusa Tenggara Barat, tak terkecuali pihak pemerintah desa dan masyarakat.
Advertisement