Harga Minyak Dunia Susut 2 Persen Dibayangi Kesepakatan Nuklir Iran

Meski, harga minyak masih dibatasi ketegangan antara eksportir energi utama Rusia dan negara Barat terkait Ukraina.

oleh Tira Santia diperbarui 18 Feb 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia susut 2 persen dibayangi pembicaraan kemungkinan dimulainya kembali pembahasan kesepakatan nuklir dengan Iran yang memasuki tahap akhir.

Bila ini terjadi dapat membuka lebih banyak pasokan minyak mentah ke pasar dunia. Meski, harga minyak masih dibatasi ketegangan antara eksportir energi utama Rusia dan negara Barat terkait Ukraina.

Harga minyak dunia Brent turun USD 1,84, atau 1,9 persen menjadi USD 92,97 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 1,90, atau 2,0 persen menjadi USD 91,76.

"(Pasar) minyak terkunci dalam tarik ulur antara keringanan sanksi Iran dan ketegangan Rusia-Ukraina," kata Stephen Brennock, Pialang PVM Oil melansir laman Star.com, Jumat (18/2/2022).

Kedua tolok ukur harga minyak tersebut naik ke level tertinggi sejak September 2014 di awal minggu. Keduanya terus menghadapi kemunduran ekstrim dalam beberapa bulan mendatang.

Struktur pasar di mana kontrak yang cepat lebih mahal daripada kontrak untuk tanggal selanjutnya, menunjukkan ketatnya pasokan.

Kontrak berjangka untuk Brent dan WTI hingga Agustus berada dalam apa yang disebut Robert Yawger, Direktur Eksekutif Energi berjangka di Mizuho, ​​"super-backwardation" dengan setiap bulan diperdagangkan setidaknya USD 1 per barel di bawah bulan sebelumnya.

"Harga sudah bisa berada di wilayah tiga digit jika bukan karena pembicaraan nuklir antara AS dan Iran," kata Analis Pasar di OANDA, Craig Erlam.

Dia mencatat kesepakatan bisa mendorong sekitar 1,3 juta barel per hari (bph) minyak mentah dengan cepat memasuki pasar kembali.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price sebelumnya mengatakan Amerika Serikat berada di "tengah-tengah tahap paling akhir" dari pembicaraan tidak langsung dengan Iran, yang bertujuan untuk menyelamatkan kesepakatan 2015 yang membatasi kegiatan nuklir Teheran.

Dengan kesepakatan baru ini, Korea Selatan mengatakan mengaku pihaknya telah mengadakan pembicaraan tentang melanjutkan impor minyak mentah Iran dan mencairkan dana Iran. Korea Selatan sebelumnya adalah salah satu pembeli minyak terkemuka Teheran di Asia.

 

Pengganjal Harga Minyak

Ilustrasi Harga Minyak
Ilustrasi Harga Minyak

Namun, ketegangan atas kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina terus mendukung pasar minyak karena potensi gangguan pasokan energi. Rusia membantah berencana menyerang tetangganya.

Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Kamis ada setiap indikasi bahwa Rusia berencana untuk menyerang Ukraina dalam beberapa hari ke depan dan sedang mempersiapkan dalih untuk membenarkannya, setelah pasukan Ukraina dan pemberontak pro-Moskow saling tembak di Ukraina timur.

Sementara itu, Rusia telah mengusir Bart Gorman, pejabat penting kedua AS di Moskow. Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington memperingatkan bahwa mereka akan menanggapi langkah "tidak beralasan" tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya