Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I-2022 sebesar 5,01 persen. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan capaian tersebut dinilai stabil dengan kuartal IV-2021 yang tumbuh di level 5,02 persen.
"Pertumbuhan ekonomi kita di kuartal I ini stabil dan hampir sama dengan kuartal IV-2021 sebesar 5,01 persen," kata Menko Airlangga di Istana Presiden, Jakarta Pusat, Senin (9/5/2022).
Baca Juga
Tak hanya itu, Airlangga juga mengklaim pertumbuhan ekonomi nasional jauh lebih baik dibandingkan negara-negara dunia. Pada kuartal perdana ini, ekonomi China tumbuh 4,8 persen, Singapura 3,4 persen.
Advertisement
Kemudian Korea Selatan 3,07 persen, Amerika Serikat 4,29 persen dan Jerman 4,0 persen. Pencapaian Indonesia hanya kalah dari Vietnam yang tumbuh 5,03 persen.
"Kita hanya dibawah Vietnam yang tumbuhnya 5,03 persen," kata dia.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi global, tahun ini diperkirakan akan tumbuh pada rentang 3,6 persen sampai 4,5 persen. Meski begitu, beberapa lembaga dunia seperti OECD, World Bank dan IMF memperkirakan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2022 bisa tumbuh di rentang 5 persen - 5,4 persen.
"Jadi Indonesia ini pertumbuhannya di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global," kata dia mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,01 Persen di Kuartal I 2022
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2022 sebesar 5,01 persen. Angka ini mengalami kontraksi 0,96 persen dibandingkan pada kuartal IV-2021 yang pertumbuhannya 5,02 persen
"Dengan demikian pertumbuhan ekonomi kuartal I secara kuartal mengalami kontraksi 0,96 persen dibandingkan dengan kuartal IV-2021 dan ekonomi indonesia tumbuh 5,01 persen secara tahunan," kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (9/5).
Margo menjelaskan kontraksi tersebut disebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2021 berada di posisi low base effect. Sebab pada tahun tersebut pertumbuhannya terkoneksi 0,70 persen.
"Tingginya angka pertumbuhan ini selain karena aktivitas ekonomi, karena low base effect kuartal I yang terkontraksi 0,70 persen," kata dia.
Sementara itu, ekonomi Indonesia bila dihitung berdasarkan PDB pada kuartal I-2022 atas dasar harga berlaku sebesar Rp 4513 triliun. Sedangkan bila berdasarkan harga konstan Rp 2819,6 triliun.
Advertisement
Faktor Pendukung
Adapun faktor pendukung pertumbuhan ekonomi tersebut antara lain kapasitas produksi industri pengolahan sebesar 72,54 persen. Indeks penjualan ritel dini tumbuh meyakinkan 12,17 persen.
Dari PMI manufaktur mencapai level 51,77 persen, lebih tinggi dari Q1-2021 sebesar 50,01 persen. PLN juga melaporkan konsumsi listrik industri ini tumbuh meyakinkan sebesar 15,44 perse.
"Artinya aktivitas sektor industri mengalami pertumbuhan," kata dia.
Impor barang modal dan produksi ini tumbuh pada kuartal I-2022. Barang modal tumbuh 30,68 persen, bahan baku tumbuh 33,4 persen dan barang konsumsi tumbuh 11,77 persen.