Sri Mulyani Gambarkan Pentingnya Peran Perempuan di Bidang Ekonomi

Sri Mulyani mengungkapkan banyak perempuan yang terlibat dalam kegiatan ekonomi khususnya sektor UMKM.

oleh Arief Rahman H diperbarui 11 Mei 2022, 20:12 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2022, 20:12 WIB
Menkeu Sri Mulyani
Menkeu Sri Mulyani dalam International Seminar on Digital Transformation for Financial Inclusion of Women, Youth, dan MSMEs to Promote Inclusive Growth, Rabu (11/5/2022).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengharapkan peran perempuan dan anak muda dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dia ingin kedua kelompok ini turut andil dalam mengakses pembiayaan atau finansial dalam usahanya. Hal ini sekaligus sejalan dengan pengejaran target inklusi keuangan yang jadi perhatiannya.

Bahkan, ini juga diakui sebagai fokus dari berbagai negara anggota G20 yang gelarannya dipimpin Indonesia.

Sri Mulyani mengungkapkan banyak perempuan yang terlibat dalam kegiatan ekonomi khususnya sektor UMKM.

Namun, ia mengungkap belum banyak perempuan pelaku usaha yang mengakses pembiayaan dari penyedia jasa keuangan.

“Perempuan juga harus kita perhatikan, karena perempuan berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Peningkatan akses perempuan ke produk jasa keuangan tidak hanya akan mengamankan perempuan dan kehidupan keluarganya tapi memberdayakan dirinya sendiri,” paparnya dalam International Seminar on Digital Transformation for Financial Inclusion of Women, Youth, dan MSMEs to Promote Inclusive Growth, Rabu (11/5/2022).

Ia mengungkap sekitar 11 persen dari GDP global akan bisa diciptakan jika seluruh perempuan di negara di dunia mampu berdaya dalam ekonomi.

Bahkan jika memaksimalkan potensi lapangan kerja yang tercipta, bisa ada sekitar USD 28 miliar yang diciptakan.

“Di satu sisi kami menyadari potensi besar ini, terutama dalam pemberdayaan perempuan, perempuan sering dikecualikan dari (target) jasa keuangan karena keterbatasan administrasi, sehingga ini bisa menjadi kendala bagi mereka,” terangnya.

 

Potensi Anak Muda

Suasana Jam Pulang Kantor Pekerja di Jakarta
Sejumlah orang berjalan di trotoar pada saat jam pulang kantor di Kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (8/6/2020). Aktivitas perkantoran dimulai kembali pada pekan kedua penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain itu, Sri Mulyani menuturkan anak muda juga memiliki potensi sebagai pendorong ekonomi nasional dan dunia. Populasi anak muda di dunia saat ini memegang kunci kemajuan masa depan global.

“Mereka segera aka memasuki dunia kerja dan berkontribusi pada perekonomian, tetapi banyak dari mereka juga dikecualikan secara finansial,” jelas dia.

Misalnya, dalam akses pembukaan akun bank yang masih minim karena belum memilikinya identitas yang cukup resmi. Ini mengingat pendapatan anak muda yang masih belum pasti dan penyimpanan tabungan yang masih sedikit.

Guna mendorong akses ekonomi pada anak muda, Sri Mulyani punya cara. Misalnya dengan menyediakan akses yang inklusif bagi golongan ini. Artinya, kelompok muda semakin mudah untuk mengakses finansial fomal sejak dini, dimulai dari pembukaan akun bank.

 

UMKM dan Pembiayaan

FOTO: Mengunjungi Pameran Produk UMKM dalam Program Bangga Buatan Indonesia
Pengunjung memilih produk UMKM pada acara In Store Promotion di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (18/11/2020). Pemerintah mendorong sektor UMKM sebagai tindak lanjut dari program Bangga Buatan Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pada kesempatan yang sama, Sri Mulyani juga mengungkap pentingnya pendampingan terhadap UMKM termasuk dari sisi pembiayaan.

Dia mengungkit kembali damak Covid-19 terhadap usaha penopang ekonomi nasional itu. Di Indonesia, baru sekitar 18 persen kredit bank disalurkan kepada UMKM, angka ini dinilai masih jauh tertinggal dari rata-rata penyaluran sebesar 30 persen.

“Jadi fokus kami hari ini dan bagaimana kami akan menyempurnakan untuk menerapkan kebijakan untk meningkatkan akses keuangan untuk UMKM dan tak hanya untuk memberdayakan mereka tapi juga menciptakan multiplier effect,” katanya.

“Kita harus mengatasi dua atau tiga dimensi yang sangat penting ini, sangat penting, pemanfaatan perempuan, dan usaha mikro kecil dan menengah,” imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya