Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Ikatan Perusahaan Industri Kapal Dan Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) mengelar pelatihan prosedur pembuatan kapal dan manajemen produksi projek moderasasi perkapalan nasional.
"Dengan pelatihan ini diharapkan dapat mengatasi masalah dan meningkatkan kualitas produksi kapal Indonesia serta meningkatkan daya saing di taraf Internasional," ujar Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan, Kemenperin, Hendro Martono melalui daring, Senin (19/9/2022).
Baca Juga
Tercatat total impor dari tahun 2019 hingga Mei 2022 sebanyak Rp 46 triliun yang sebagian besar berasal dari Korea Selatan (16,1 persen), Jepang (12,7 persen), Cina (12,4 persen), dan Singapura (9,8 persen).
Advertisement
Ketua DPP Ikatan Perusahaan Industri Kapal Dan Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) Anita Puji Utami mengatakan, Indonesia sebagai negara benua maritim dengan 17 ribu pulau yang terbentang dari barat ke timur hampir sama dengan benua Eropa, dan saat ini di Indonesia ada sekitar 33 ribu kapal niaga yang beroperasi.
"Dengan biaya yang besar dan tempo yang lama masih menjadi problem perkembangan industri galangan kapal di Indonesia," ucapnya.
Anita berharap, pelatihan ini akan menhasilkan para ahli yang nanti akan dapat menjadi instruktur pada pelatihan-pelatihan tahap selanjutnya.
"Sehingga semua galangan kapal dapat meningkat kemampuan dan kualitasnya," ujarnya.
Tingkatkan Kualitas Pekerja
Salah satu perwakilan peserta pelatihan tersebut adalah Kevin dari PT Waruna Shipyard Indonesia. Dia berharap seperti ini bisa berkelanjutan sehingga dapat mengingkat kualitas dan skill pekerja di industri perkapalan.
"Pelatihan ini sangat berguna baik bagi saya pribadi maupun untuk perusahan kami. Pelatihan seperti ini bisa terus berkelanjutan," ucapnya.
Diketahui, pelatihan ini diikuti oleh 40 peserta dari 20 perusahaan yaitu PT Muara Kembang, PT Industri Kapal Indonesia, PT Galangan Balikpapan Utama, PT Pahala Harapan Lestari, PT Adiluhung Saranasegara Indonesia, PT Dok dan Perkapalan Surabaya.
Selanjutnya, PT Yasa Wahana Tirta Samudera, PT Orela Shipyard, PT Dumas Tanjung Perak Shipyard, PT Dok Bahari Nusantara, PT Janata Marina Indah, PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, PT Dok dan Perkapalan Air Kantung, PT Dukuh Raya, PT Patria Maritim Perkasa, dan PT Waruna Shipyard Indonesia.
Advertisement
Galangan Kapal di Lamongan Ini Sudah Perbaiki 1.000 Kapal
PT Dok Pantai Lamongan (DPL) berhasil melakukan docking atau menaikkan kapal untuk perbaikan yang keseribu kali pada Agustus 2022. Dok Pantai Lamongan telah melakukan docking sejak 2010 hingga 2022.
Perbaikan kapal yang keseribu atau R-1000 ini menjadikan PT DPL sebagai galangan kapal pilihan pertama sekaligus yang memiliki kapasitas docking terbesar di Indonesia timur. Bahkan di tahun ini ada 17 kapal yang bersamaan melakukan perbaikan di PT Dok Pantai Lamongan.
”Pencapaian ini merupakan bentuk partisipasi pengembangan industri maritim di Jawa Timur, khususnya Lamongan,” ujar Deputy General Manager PT DPL, Zacharias Santoso saat Docking project R-1000 di Paciran, Lamongan, Jumat (5/8/2022).
Kapal yang mendapatkan nomor project R-1000 adalah MV Meratus Kampar milik PT Meratus Line. Hal ini telah sesuai dengan urutan kontrak repair yang masuk ke dalam sistem di PT DPL. Huruf R pada R-1000 adalah singkatan dari Repair atau perbaikan.
Zach menuturkan, industri galangan kapal saat ini mulai kembali bergairah setelah sempat lesu akibat pandemi. Dia juga mengaku optimistis target perusahaan dapat tercapai.
"Peningkatan permintaan perbaikan kapal tidak lepas dari mulai kembali bergairahnya perekonomian serta kenaikan harga komoditas seperti batu bara," ucapnya.
Dengan kenaikan harga komoditas seperti batu bara, perusahaan pertambangan tentu membutuhkan kapal tongkang. ”Kalau membangun tongkang baru memakan waktu, jadi kapal tongkang yang ada dimaksimalkan. Yang cepat ya perbaikan. Di sini perbaikan biasanya antara 14-21 hari kerja,” ujar Zach.