Liputan6.com, Jakarta Sebagai pemain lama untuk pengelolaan terminal kendaraan di pelabuhan, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. atau IPCC bercita-cita bisa menjadi pengelola terminal kendaraan yang ada di seluruh area Pelindo.
Hal ini bukan hal yang tidak mungkin terjadi seiring dengan merger 4 Pelindo yang telah berjalan sekitar 1 tahun terakhir.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama IPCC Terminal Kendaraan Rio TN Lasse dalam Media Gathering IPCC di Kintamani, Bali. "Harapannya semua terminal distribusi kendaraan di Indonesia ini bisa di bawah IPCC," kata dia, dikutip Sabtu (24/9/2022).
Advertisement
Rio menyatakan, harapan tersebut perlahan mulai diwujudkan oleh IPCC dengan mulai mengoperasikan terminal satelit di sejumlah pelabuhan milik Pelindo.
Tak mengoperasikan terminal di Pelabuhan Tanjung Priok, Terminal Panjang Lampung, dan Terminal Roro Pontianak, kini ada dua terminal satelit tambahan yang pengelolaannya sudah di bawah kendali IPCC, yaitu di Pelabuhan Belawan pada akhir 2021 dan Pelabuhan Makassar pada Mei 2022.
"Terminal satelit yang sudah dioperasikan ada di Belawan, kemudian Makassar. Belawan menjadi terminal satelit pertama yang dioperasikan setelah merger (Pelindo), setelah itu Makassar pada 1 Mei 2022 operasi," jelasnya.
Selain di Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Makassar, IPCC juga berencana mengoperasikan terminal kendaraan di sejumlah pelabuhan lain di area operasi Pelindo, khususnya untuk lebih banyak menjangkau wilayah Kalimantan dan Indonesia bagian timur.
Terdekat, IPCC berharap bisa segera mengoperasikan terminal pelabuhan di Banjarmasin dengan potensi pasar pengiriman alat berat untuk pertambangan.
"Ke depannya ada beberapa terminal lain, tahun depan kita akan masuk minimal ada dua (terminal), bahkan kalau bisa tahun ini satu (terminal). Peluang yang paling dekat itu Banjarmasin," jelasnya.
"Kemudian juga ada Balikpapan, kita ajak investor untuk melihat di sana. Ini unik, ditambah ada IKN (Ibu kota negara) di sana. Itu sudah menarik perhatian investor," tutur dia.
Â
Â
Wilayah Lain
Selain di wilayah Kalimantan, IPCC juga ingin mengoperasikan terminal-terminal untuk menjangkau wilayah timur Indonesia. Pada tahun depan IPCC juga berharap bisa mengoperasikan terminal di Surabay serta tengah menjajaki di area Bali dan Nusa Tenggara.
"Tahun depan Surabaya, kemudian ada beberapa daerah lain yang potensial untuk wilayah Indonesia Timur," ungkapnya.
Area-area ini dinilai potensial untuk memiliki terminal di pelabuhan yang dikhususnya untuk pengiriman kendaraan dengan tujuan wilayah timur Indonesia.
"Sejak marger semua pelabuhan di bawah Pelindo ini menjadi satu. Selama ini tidak ada anak BUMN yang seperti IPCC, makanya setelah merger, kita segera operasikan (terminal kendaraan). Bali dan Nusa Tenggara ini punya potensi yang juga besar untuk membantu sebaran kendaraan di Indonesia timur," tutup dia.
Advertisement
IPCC Incar Laba Rp 90 Miliar di 2022
Sebelumnya, PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPCC mengincar laba Rp 90 miliar pada 2022 ini. Hal tersebut seiring dengan berjalannya merger Pelindo yang diikuti dengan pengoperasian sejumlah terminal satelit oleh IPCC.
Direkrut Keuangan dan SDM IPCC Sumarno mengatakan, hingga semester I 2022, IPCC telah mengantongi laba Rp 45 miliar dan hingga akhir tahun ditargetkan mencapai Rp 90 miliar.
"Minimal 2 kali (dari Rp 45 miliar) di akhir tahun ini," kata dia dalam Media Gathering IPCC, di Kintamani, Bali, Kamis (22/9/2022).
Sementara untuk 2023, IPCC memasang target laba naik menjadi Rp 130 miliar. Sedangkan untuk pendapatan, lanjut Sumarno, menyatakan pihaknya membidik pendapatan Rp 600 miliar dan Rp 690 miliar di 2023.
Untuk belanja modal atau capital expenditure (capex), kata Sumarno, hingga Agustus 2022 perusahaan telah membelanjakan sekitar Rp 24,31 miliar dari total capex yang dianggarkan di tahun ini sebesar Rp 24,65 miliar.
"Jadi sudah hampir teralisasi untuk tahun ini. Untuk tahun depan (capex) sekitar Rp 30 miliar-Rp 40 miliar yang kita gunakan untuk perbaikan lapangan, sistem dan support single billing," jelasnya.
Saat ini, IPCC telah mengoperasikan setidaknya dua terminal satelit baru yang berlokasi di Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Makassar selain di Terminal Panjang Lampung, dan Terminal Roro Pontianak. Sejumlah terminal satelit tersebut telah berkontribusi sekitar 6 persen dari pendapatan perusahaan.
"Kontribusi terminal satelit sampai sekarang sudah ada untuk kontribusinya. Yang perlu ditekankan bawah sentral produsen otomotif kan saat ini masih di Jawa. Kontribusi terminal satelit sekitar 6 persen (pendapatan) tapi ke depannya akan lebih bagus, tetap kita jaga," tuturnya.
"(Kontribusi pendapatan dari terminal satelit) Saat ini Rp 18 miliar. Ini kan Makassar mulai baru bulan Mei 2022. Paling tidak (sampai akhir tahun) Rp 38 miliar. Ke depan bisa lebih tinggi lagi," tutup dia.
Jokowi Berharap Ekspor Mobil Indonesia ke Australia Terus Berlanjut
Presiden Joko Widodo atau Jokowi, meminta pihak Australia untuk terus memperluas kerjasama di bidang ekonomi. Hal tersebut, disampaikan saat menerima kedatangan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin 6 Juni 2022).
Salah satunya adalah ekspor kendaraan buatan Indonesia ke Negeri Kangguru tersebut yang memang sudah dilakukan sejak Februari 2022, yaitu Toyota Fortuner.
"Saya mengharap ekspor seperti ini akan terus terbuka," ujar Mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Jokowi menyampaikan, saat ini Indonesia dan Australia untuk lebih fokus kerjasama ekonomi.
"Beberapa hal disampaikan, pentingnya perluasan akses produk Indonesia dengan nilai tambah tinggi ke Australia misalnya otomotif," tegas Jokowi.
Ekspor mobil ke Australia ini diproduksi di pabrikan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Karawang, Jawa Barat.Â
Advertisement