Lewat BRIN, Indonesia Gali Kerja Sama Pengembangan Satelit hingga Vaksin

BRIN akan memperluas jangkauan kerja sama dalam menyelenggarakan Indonesia Research and Inovation (InaRI) Expo dengan berbagai negara lain.

oleh Arief Rahman H diperbarui 27 Okt 2022, 14:10 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2022, 14:10 WIB
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko membuka ajang pameran riset dan inovasi atau InaRI 2022. Ajang pameran ini diikuti sekitar 239 peserta. Foto/Arief Rachman
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko membuka ajang pameran riset dan inovasi atau InaRI 2022. Ajang pameran ini diikuti sekitar 239 peserta. Foto/Arief Rachman

Liputan6.com, Jakarta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan memperluas jangkauan kerja sama dalam menyelenggarakan Indonesia Research and Inovation (InaRI) Expo dengan berbagai negara lain. Langkah ini jadi tindak lanjut gelaran pameran riset dan inovasi yang digelar tahun ini.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, tahun ini jadi kesempatan baik dengan menggandeng Asean Sekretariat dan Pemerintah India. Dia membuka kesempatan untuk menindaklanjuti dengan berbagai negara lain, seperti Thailand dan Perancis.

"Tahun ini memang kebetulan kita banyak didukung kerja sama dengan teman-teman dari India. Tapi tahun-tahun berikutnya memang, jadi kita tidak membatasi diri ya. Tapi kita juga membuka kesempatan kerja sama dengan banyak negara, apakah itu, Perancis, Thailand, dan sebagainya. Itu karena setiap negara punya kelebihan masing-masing," kata dia dalam konferensi pers InaRI, di Inovation Convention Center, Cibinong Science Center, Kabupaten Bogor, Kamis (27/10/2022).

"Dan saat ini pun kita sedang mendiskusikan banyak potensi kerja sama dengan berbagai negara itu," tambahnya.

Khusus dengan India, Handoko menuturkan telah banyak kerja sama yang dibangun oleh BRIN. Salah satunya dalam pengembangan satelit indra jauh.

Kedepannya, dia ingin membangun kerja sama dalam pemanfaatan bio engineering dan bio technology. Misalnya dalam pengembangan vaksin dan berbagai obat yang bersumber dari kekayaan sumber daya hayati di Indonesia.

"Tentu itu tak hanya dengan India tapi berbagai negara lain," ungkapnya.

 

Perluas Kerja Sama Maritim

Kapal MV Suzuka Express dikawal 3 kapal patroli KPLP hingga keluar area keruk pelabuhan Patimban. (Foto: Kemenhub)
Kapal MV Suzuka Express dikawal 3 kapal patroli KPLP hingga keluar area keruk pelabuhan Patimban. (Foto: Kemenhub)

Lebih lanjut, BRIN juga membidik kerja sama di sektor maritim dengan negara-negara ASEAN, pintu masuknya melalaui ASEAN Sekretariat. Menurutnya, pengembangan sektor maritim perlu dilakukan bersama-sama dengan negara-negara tetangga Indonesia.

"Itukan tidak ada batas, jadi kita tidak mungkin mengerjakan riset-riset itu tanpa kerja sama dengan negara terdekat yang notabene semuanya adalah negara-negara ASEAN," ujarnya.

"Makanya kita sangat apreasiasi sekali dukungan dari asean ya untuk InaRI ini. Dan kita berharap tahun-tahun berikutnya mereka masih bekerja sama dengan baik," pungkas Handoko.

 

Buka InaRI Expo 2022

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko membuka ajang pameran riset dan inovasi atau InaRI 2022. Ajang pameran ini diikuti sekitar 239 peserta. Foto/Arief Rachman
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko membuka ajang pameran riset dan inovasi atau InaRI 2022. Ajang pameran ini diikuti sekitar 239 peserta. Foto/Arief Rachman

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko membuka ajang pameran riset dan inovasi atau InaRI 2022. Ajang pameran ini diikuti sekitar 239 peserta.

Handoko mengatakan kalau ajang ini adalah kali pertama pasca adanya integrasi di BRIN. Namun, ini masih jadi bagian yang sama dengan berbagai pameran yang sudah diselenggarakan oleh kementerian dan lembaga sebelumnya.

"Dulu kita punya ristek expo, kita punya indonesia science expo, ada engineering expo, semua setelah integrasi ke BRIN, kita integrasikan juga kedalam InaRI Expo dan kedepan kita akan semakin integrasikan berbagai aktivitas riset dan inovasi di InaRI expo di tahun-tahun berikutnya," kata dia dalam pembukaan InaRI Expo 2022 di Inovation Convention Center, Cibinong Science Center, Kabupaten Bogor, Kamis (27/10/2022).

Untuk diketahui, kali ini InaRI Expo 2022 mengusung tema “Digital, Blue, & Green Economy: Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan dan Energi”. Pameran riset dan teknologi, serta inovasi ini mewadahi 239 peserta, dan mulai digelar 27-30 Oktober 2022.

Melalui tema ini, BRIN ingin mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi guna mewujudkan ekonomi yang berbasis digital, berwawasan lingkungan, dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.

Dia menjelaskan, kegiatan ini menjadi bagian dari Presidensi G20 Indonesia 2022, dimana BRIN berperan sebagai pengampu kegiatan Research and Innovation Initiative Gathering (RIIG) dan Space 20. Maka, InaRI Expo 2022 diharapkan menjadi etalase kemajuan riset dan inovasi teknologi di Indonesia, khususnya terkait tema tersebut.

Serta menjadi katalis yang tidak hanya mempromosikan, namun juga menginisiasi kerjasama dengan berbagai pihak, baik itu nasional maupun internasional, termasuk pihak industri.“Karena itu, melalui InaRI Expo 2022, BRIN juga mengajak seluruh periset dan inovator dari berbagai lembaga untuk berbagi kesuksesan yang menginspirasi para periset dan inovator generasi berikutnya,” tambahnya.

 

Gandeng India dan Asean Sekretariat

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko membuka ajang pameran riset dan inovasi atau InaRI 2022. Ajang pameran ini diikuti sekitar 239 peserta. Foto/Arief Rachman
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko membuka ajang pameran riset dan inovasi atau InaRI 2022. Ajang pameran ini diikuti sekitar 239 peserta. Foto/Arief Rachman

Lebih lanjut, Handoko menerangkan kalau gelaran ini turut menggandeng Asean Sekretariat dan pemerintah India. Termasuk dalam menyediakan wadah starup expo.

"Ajang ini dimanfaatkan tak hanya untu pelaku ristek di lembaga kampus tapi juga industri dan juga ajang adik-adik kita yang masih remaja untuk memamerkan karya-karyanya," ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Departemen Sains dan Teknologi India, Srivari Chandrasekhar menyebut gelaran ini bisa jadi ajang bertukar pengetahuan. Utamanya dari India yang memiliki pengalaman di sektor Start up.

"Pada 2014, kita punya 500 starup saja, tapi sekarang sudah lebih dari 77 ribu start up. Bahkan sekarang sudah lebih dari 100 start up dalam kategori unicorn dan value mereka sudah lebih dari USD 300 miliar, kami mau membagikan pengalaman yang kami miliki ini," paparnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya