Liputan6.com, Surabaya - Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermono mengungkapkan, angka perdagangan Indonesia-Malaysia sepanjang 2021 mencapai USD 21 miliar. Angka tersebut berpotensi naik 36 persen di tahun ini. Keyakinan ini setelah melihag realisasi hingga Oktober 2022 yang sudah sentuh USD 23 miliar.Â
"Di mata pengusaha Malaysia, Jatim merupakan provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup progresif. Itu tidak hanya ditunjang tingginya potensi investasi. Sektor wisata di Jawa Timur (Jatim) juga mendapat perhatian tersendiri bagi pemerintah dan pengusaha Malaysia," ujarnya pada kegiatan misi dagang Pemerintah Provinsi Jatim, Kadin Jatim dengan Pemerintah Malaysia, di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (20/12/2022).Â
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Utama PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Didik Prasetiyono mendapat kesempatan istimewa untuk mempromosikan kawasan industri milik pemerintah itu dihadapan ratusan investor Malaysia. "Bagi kawasan industri, ini penting sebagai sarana promosi menarik investor luar negeri masuk Indonesia," ucapnya.Â
Advertisement
Jatim merupakan provinsi di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk berinvestasi. Untuk itu, dia mengajak investor Malaysia untuk tak ragu berinvestasi di Jatim, khususnya menempatkan investasinya di kawasan industri SIER.
"Jatim memiliki iklim investasi yang kondusif. Pertumbuhan ekonominya selalu di atas rata-rata nasional. Bahkan Jatim menjadi provinsi dengan pemulihan ekonomi paling cepat pasca pandemi Covid-19," ucapnya.Â
"Saya sampaikan didepan investor Malaysia untuk tidak ragu terhadap kemudahan berbisnis di Provinsi Jawa Timur, Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemprov Jatim sangat bagus dalam mendukung investasi," imbuh Didik.Â
Â
Energi Hijau
Dihadapan para investor itu, Didik memperkenalkan kawasan industri yang dikelolanya yakni SIER dan PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang), terutama berhubungan dengan iklim investasi yang kondusif serta fasilitas-fasilitas berkaitan dengan transisi energi hijau.
"Kami paparkan penggunaan energi hijau, akan sangat kompetitif bagi perusaaan yang berorientasi ekspor ke Eropa khususnya. Presiden Jokowi juga telah menegaskan di KTT ASEAN dan Uni Eropa lalu bahwa Asia Tenggara merupakan economic powerhouse dan diproyeksikan akan menjadi pusat pertumbuhan dunia," ujarnya.Â
"Survei yang dilakukan EU-ASEAN Business Council September 2022 mengenai persepsi bisnis di ASEAN mengatakan 63 persen responden bisnis melihat ASEAN sebagai kawasan dengan kesempatan ekonomi terbaik di dunia. Kerja sama diantara ASEAN termasuk Malaysia ini akan sangat strategis dan menguntungkan," tambah Didik.
Â
Advertisement
Keseimbangan Lingkungan
Alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair) ini mengatakan, SIER sangat berkomitmen untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Diantaranya tetap mematuhi peraturan terkait persentase ruang terbuka hijau, minimal sebesar 30 persen dari total luas kawasan industri SIER dan PIER.
Tak hanya itu, lanjut Didik, sebagai upaya mendukung pemerintah dalam program energi terbarukan untuk menghemat energi, SIER juga telah melakukan implementasi energi terbarukan panel surya on grid dengan total kapasitas 429,30 KWp.Â
"Untuk pengembangan lebih lanjut, kami akan memanfaatkan atap bangunan di dalam kawasan industri SIER dan PIER untuk photovoltaic roofing, melengkapi instalasi pengolahan limbah terpadu di kawasan industri, serta rencana implementasi kendaraan listrik dan stasiun pengisiannya," ucapnya.
Â
Â